Jelajahi Citarasa Kopi Gunung Slamet, Laris Sejak Zaman Belanda!

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Minggu, 29 Desember 2019 | 19:58 WIB
Jelajahi Citarasa Kopi Gunung Slamet, Laris Sejak Zaman Belanda!
Ilustrasi kopi lokal asli Indonesia. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jelajahi Citarasa Kopi Gunung Slamet, Laris Sejak Zaman Belanda!

Bergeliatnya bisnis kopi di Indonesia membuat produk kopi lokal di masing-masing daerah mendapat angin segar. Jika dahulu hanya beberapa daerah saja yang dikenal sebagai pencipta kopi terbaik, kini hampir seluruh daerah berlomba saling memperkenalkan produk kopi terbaiknya.

Tak terkecuali kopi yang tumbuh di lereng Gunung Slamet. Sebagai upaya pengenalan produk kopi lokal, pegiat serta gabungan komunitas pecinta kopi menggelar Festival Kopi Gunung Slamet di Wana Wisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, sejak Sabtu (28/12/2019) hingga Minggu (29/12/2009).

Festival ini diselenggarakan untuk mengenalkan kembali kopi di lereng Gunung Slamet di wilayah lima kabupaten yakni Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal dan Brebes.

Baca Juga: Cita Rasa Kopi, Dulu Pahit Sekarang Favorit

Selain upaya pengenalan sejarah kopi Gunung Slamet, pihaknya juga mencanangkan kopi Gunung Slamet sebagai Indikasi Geografis (IG), sehingga diharapkan nantinya hanya ada satu nama kopi Gunung Slamet, meski berbeda lokasi kabupaten.

"Dengan adanya IG, maka kopi yang dibudidayakan petani baik di Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal dan Brebes, hanya ada satu namanya yakni kopi Gunung Slamet," kata ketua panitia Festival Kopi Gunung Slamet, Galih Budi Setiawan di sela acara.

Ia mengaku bakal membantu petani dalam pemrosesan hingga pemasaran. Sebab, kalau tidak ada proses yang dilakukan dengan standar, maka kopi kurang berkualitas.

Jika mengacu pada kesejarahan yang ada, kopi Gunung Slamet yang umumnya adalah berjenis robusta dan sudah dikenal menjadi incaran sejak zaman Belanda.

"Kami juga sempat mengundang sejarawan yang mengungkap mengenai sejarah kopi Gunung Slamet yang menjadi salagh satu komoditas unggulan zaman VOC," ujarnya.

Baca Juga: Tahun 2020, Janji Jiwa Berjanji Bawa Kopi Susu Gula Aren Go International

Festival Kopi Gunung Slamet perkenalkan kopi dari Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal dan Brebes.(suara.com/Anang)
Festival Kopi Gunung Slamet perkenalkan kopi dari Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal dan Brebes.(suara.com/Anang)

Menurut Galih, kopi yang diproses secara baik, turut berpengaruh pula pada kualitas kopi itu sendiri. Pihaknya berjanji akan membantu hingga proses pemasaran agar harga bisa relatif lebih stabil.

"Ini yang ikut festival kopi tidak hanya para petani, tapi juga mereka yang berkecimpung dari hilir atau para pemilik kafe. Kami memang ingin menjembatani antara hulu dan hilirnya. Di hulu, petani bisa sejahtera, sedangkan di hilirnya, pemilik kafe akan mendapatkan kopi Gunung Slamet yang berkualitas," pungkasnya.

Rangkaian acara tersebut meliputi bazar kopi lokal, lomba mural bertema kopi, lomba fotografi, lomba battle V60 yang diikuti sejumlah barista dari berbagai daerah termasuk terjauh dari Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Kontributor : Anang Firmansyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI