Suara.com - Semarak Tahun Baru dengan Terompet Tradisional Turutu dari Banyumas
Ratusan helai janur segar tertata acak di dalam rumah Nini Tarsih (64), warga RT 1 RW 1, Desa Karanglo, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Biasanya janur identik dengan ketupat, kerajinan tangan tradisional, dan lainnya.
Namun berbeda bagi warga Desa Karanglo, janur tersebut disulap menjadi terompet tradisional dengan berbagai macam ukuran yang digunakan untuk menyambut tahun baru.
"Tradisi membuat dan meniupkan terompet turutu sudah berlangsung secara turun temurun. Karena umurnya tidak bisa panjang, jadi warga sini membuat terompet beberapa hari menjelang pergantian tahun. Tapi dijamin ramah lingkungan karena bekas janur bekas terompet bisa teruarai dalam waktu sebentar," kata Nini Tarsih yang sehari-harinya menjual sovenir berbahan dasar bambu sejak tahun 1987.
Baca Juga: Pemkot Sabang Larang Warga Rayakan Tahun Baru 2020 dan Tiup Terompet
Menurut Ni Tarsih, kegiatan tersebut sudah berlangsung puluhan tahun, hanya saja bahan yang digunakan berbeda. Dahulu saar Ni Tarsih masih bertani, terompet tersebut dibuat menggunakan bahan dasar jerami. Tapi seiring berjalannya waktu, ia mengajak tetangganya untuk turut merayakan pergantian tahun baru dengan membuat terompet berbahan dasar hasil alam yang bisa ditemui sekitar rumahnya.
"Kegiatan ini tentunya, juga sebagai upaya mengurangi ketergantungan anak terhadap gawai. Istilahnya mengisi waktu liburan anak-anak sini. Selain itu juga melatih anak agar terbiasa bersosialisasi secara langsung," kata Ibu beranak dua ini.
Kegiatan tersebut menurut Nini Tarsih, sebagai cara warga Desa Karanglo dalam menyambut tahun baru seluruh dunia yang sudah berlangsung sejak 2013. Tidak hanya perayaan perorangan.
"Dari kemarin saya sudah membuat terompet, ini yang paling besar panjangnya sampai satu meter dengan diameter 20 cm. Bunyinya nyaring. Saya buat dalam waktu tiga jam saja," katanya.
Sampai hari ini bersama tetangga dan anak-anak, ia sudah membuat puluhan terompet dengan berbagai ukuran. Selain janur, sumber suara yang dibentuk berasal dari potongan sedotan dengan panjang sekitar lima sentimeter.
Baca Juga: Terompet Tahun Baru Sepi Pembeli, Warsini Buat Hanya Kalau Ada Pesanan
Alfarizi Dwi Rahmadani (10) siswa kelas 4 SD, mengaku senang adanya kegiatan tersebut. Ia bisa membuat terompet tersebut sudah dari beberapa tahun lalu.
"Kebetulan sekarang lagi liburan, jadi bersama teman saya manfaatkan untuk membuat terompet sendiri. Kalau beli soalnya mahal, terus jauh, harus ke kota dulu," katanya.
Ia sudah tidak sabar lagi untuk membunyikan terompet bersama temannya saat pergantian tahun. Sudah beberapa tahun lalu, perayaan pergantian tahun dirayakan semarak walau dengan terompet buatannya sendiri. Bunyinya pun tak kalah nyaring dengan terompet yang dijual di pinggir jalan.
Kontributor : Anang Firmansyah