Suara.com - Waspadai Titik Rawan Longsor di Jalur Wisata Dieng
Kawasan wisata dataran tinggi Dieng Jawa Tengah menjadi destinasi favorit bagi para wisatawan domestik maupun luar kota untuk berlibur natal dan tahun baru.
Volume kendaraan mulai meningkat di sepanjang jalur wisata, baik via Kabupaten Wonosobo maupun Banjarnegara. Kawasan yang berada di ketinggian sekitar 2000 mdpl itu harus dicapai via perjalanan darat dengan medan berkelok dan banyak tanjakan.
Karena jalur yang dilalui melintasi medan pegunungan, potensi bencana alam mengancam jalur itu, baik via Banjarnegara atau Wonosobo. Kepala BPBD Banjarnegara Arief Rahman mengatakan, secara umum, sebagian besar wilayah Kabupaten Banjarnegara rawan longsor. Terdapat 166 desa dari 278 desa atau kelurahan di Kabupaten Banjarnegara berstatus rawan longsor.
Baca Juga: Pendaki Asal Semarang, Ditemukan Tewas Terimbun Longsor di Gunung Sumbing
Longsor bukan hanya mengancam wilayah pemukiman warga, namun juga infrastruktur umum seperti jalan raya, baik jalan desa, jalan kabupaten hingga jalan provinsi. Arief mengatakan, jalan provinsi yang biasa dimanfaatkan pengendara menuju Dieng pun sebagian rawan longsor.
"Ketika masuk di daerah yang ada kemiringan, di situ rawan longsor,"katanya.
Di sepanjang jalur menuju Dieng, mulai masuk wilayah Kecamatan Banjarmangu kemudian naik di wilayah Kecamatan Karangkobar, lalu Kecamatan Pejawaran dan Kecamatan Wanayasa, terdapat beberapa titik rawan longsor.
Di antara titik rawan itu berada di Desa Kendaga Kecamatan Banjarmangu, Desa Sampang Kecamatan Karangkobar, tanjakan Sikelir di Kecamatan Wanayasa, dan Desa Gembol Kecamatan Pejawaran.
Beberapa peristiwa longsor pernah terjadi di beberapa titik jalan itu. Jalan provinsi di Desa Paweden Kecamatan Karangkobar misalnya, pernah mengalami longsor hingga akses terputus beberapa bulan pada Februari 2018 lalu. Peristiwa longsor yang menewaskan seratusan warga di dusun Jemblung Desa Sampang Karangkobar 2014 lalu pun ikut menimpa jalan provinsi di sisi kampung itu.
Baca Juga: Libur Nataru, BBPJN VIII Dirikan 26 Posko Antisipasi Longsor dan Banjir
Adapun titik lain yang langganan longsor adalah tanjakan Sikelir di Desa Wanayasa Kecamatan Wanayasa. Jalan ini menjadi akses pengendara atau wisatawan dari arah Banjarnegara atau Pekalongan.
Jalur menuju Dieng via Kabupaten Wonosobo pun pada beberapa titik juga rawan longsor, terutama saat memasuki wilayah kecamatan Kejajar Wonosobo. Beberapa kejadian longsor pernah menimpa jalur wisata berstatus jalan provinsi menuju Dieng via Wonosobo. Di antaranya, peristiwa longsor di Desa Parikesit dan Desa Kalilembu yang menutup akses jalan provinsi hingga lalu lintas dari dan menuju Dieng sempat terputus, 2018 lalu.
Selain jalur wisata menuju Dieng, beberapa titik jalan nasional di Kecamatan Sigaluh ruas Wonosobo-Banjarnegara juga rawan longsor. Di antara titik rawan itu berada di Desa Prigi yang beberapa waktu lalu sempat longsor hingga menimbun badan jalan nasional. Sebelum itu, tebing jalan nasional di Desa Bandingan Kecamatan Sigaluh juga longsor hingga menggerus bahu jalan.
Arief mengimbau setiap pengendara agar berhati-hati saat melintasi jalan yang rawan becana longsor, terutama saat turun hujan berintensitas tinggi.
"Saat hujan lebat lebih baik berhenti. Atau melaju buru-buru untuk tinggalkan titik rawan,"ujarnya
Selain bencana longsor, beberapa lokasi di kawasan wisata Dieng juga rawan bencana erupsi dan gas beracun dari kawah vulkanik Dieng. Adapun beberapa kawah aktif di Dieng saat ini menjelma menjadi objek wisata, seperti kawah Sikidang, kawah Sileri dan kawah Candradimuka.
Erupsi kawah Sileri yang melukai sejumlah wisatawan, 2017 silam jadi pembelajaran bagi para wisatawan untuk hati-hati saat berkunjung ke objek wisata kawah Dieng. Ia mengimbau agar wisatawan menaati aturan atau rambu-rambu peringatan yang dipasang di lokasi kawah.
"Jangan melanggar batas aman. Karena erupsi freatik bisa sewaktu-waktu terjadi dan sulit diprediksi,"katanya.