Suara.com - Bicara soal Hari Natal, keberadaan pohon Natal yang dihias dengan aneka macam dekorasi dan lampu warna-warni tentu tak bisa dilewatkan.
Tak cuma di Indonesia, nyaris di seluruh dunia orang-orang memajang pohon Natal dari cemara. Namun, sudah tahukah Anda mengapa cemara dipilih jadi pohon Natal?
Bukan sembarang pilih, pohon cemara ternyata punya sejarah panjang sebelum dijadikan pohon Natal.
Dirangkum dari laman History, pohon cemara merupakan pohon yang tetap hijau di saat musim dingin.
Baca Juga: Unik Banget! Wanita Ini Hias Bulu Mata seperti Pohon Natal
Pada masa Mesir Kuno dan Romawi dulu, pohon yang tetap hijau di musim dingin dianggap memiliki arti spesial. Pohon jenis ini juga dipercaya dapat menghalau penyihir, hantu, roh jahat, serta penyakit.
Selain itu, dengan memasang pohon cemara, orang-orang zaman dulu menganggapnya sebagai harapan bahwa tanaman lain akan kembali tumbuh dan musim semi akan datang.
Tradisi yang awalnya dimulai oleh masyarakat Roma dan Mesir Kuno ini pun akhirnya terbawa hingga Jerman.
Dipercaya, masyarakat Jerman adalah yang pertama memulai tradisi memasang pohon Natal pada abad ke-16 dulu. Saat itu, umat Kristiani akan memasang pohon di dalam rumah atau membuat replikanya.
Kemudian, di abad ke-19, beberapa masyarakat Jerman yang menetap di Amerika pun mulai memperkenalkan traisi pohon Natal.
Baca Juga: Uniknya Pohon Natal Hidroponik di Gereja Kristus Raja Surabaya
Meski dulunya dianggap aneh dan tidak diterima warga setempat, namun lama-kelamaan pohon Natal pun menjadi populer. Di abad ke-20, warga Amerika bahkan menjadi suka menghiasi pohon Natal dengan aneka ornamen.
Kini, pohon Natal sudah menyebar ke seluruh dunia. Tak cuma dari pohon cemara, aneka macam pohon lainnya hingga kreasi pohon Natal dari botol bekas hingga alat rumah tangga pun dapat ditemukan.