Suara.com - Carut marut kondisi pemerintahan Eropa di abad Pertengahan membangkitkan jiwa Niccolo Machiavelli untuk menelurkan gagasan politik. Politikus sekaligus filsuf asal Italia ini menyoroti ketidakstabilan yang terjadi di negaranya.
Ia bahkan dikenal sebagai politikus yang tak segan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Setelah sukses mengungkap pikiran jahatnya lewat The Prince (1532), Machiavelli lantas berbicara tentang negara ideal lewat The Discourses atau yang diterjemahkan menjadi Diskursus.
Lewat Diskursus, Machiavelli mengatakan pemerintah yang secara lebih luas disebut sebagai negara idealnya berbentuk republik. Secara lengkap, ia pun menjelaskan mengenai negara ideal lewat sejarah Romawi awal.
Dari sanalah, pria yang mendapat julukan Bapak Teori Politik Modern ini membuktikan jika peran aktif masyarakat menjadi penentu kelangsungan hidup suatu negara. Selain itu, ia juga membandingkan kebaikan masyarakat pagan --agama yang dianut rakyat Romawi kuno-- dengan religius Kristiani.
Baca Juga: PKS Usung Amir Syarifuddin untuk Pilkada Bantul 2020
Machiavelli mengatakan: Ketaatan pada pengajaran agama merupakan alasan bagi kejayaan republik, maka meremehkan praktik-praktik agama berarti menyebabkan keruntuhan, karena bila ketakutan kepada Tuhan berkurang, kerajaan pasti akan runtuh.
Lebih jauh, Machiavelli menyebut pemerintah yang ada di bawah kendali rakyat lebih baik daripada dipegang oleh penguasa. Maka dari itu, untuk mencapai negara ideal yakni republik, dibutuhkan semangat patriotik dan kebaikan warga negara.
Diskursus pun kemudian layak disebut sebagai wasiat politik terlengkap Machiavelli. Buku ini cocok dijadikan sumber rujukan politikus, akademisi dan tentunya mereka yang tertarik dengan seluk beluk politik kenegaraan.
Beli BUKU DISKURSUS - NICCOLO MACHIAVELLI di SINI
Baca Juga: Kemen PPPA Dukung Ibu yang Panggang Tangan Anak di Lampung Dipolisikan