Suara.com - Dengan segala masalahnya, tidak bisa menampik jika banyak masyarakat yang pesimis terhadap Indonesia, seperti terjadinya kebakaran hutan, tidak disiplin membudayakan antri, dan lain sebagainya.
Kalau pemikiran itu masih melekat, coba deh buka pengetahuan kalian tentang keadaan di seluruh dunia. Setelah melihatnya, tinggal Indonesia tidak seburuk yang kita kira, lho.
Fakta ini diungkap komika sekaligus traveler Dzawin Nur Ikram saat menjelajah kota Kathmandu, Nepal, untuk menapaki puncak Island Peak. Dzawin mengatakan situasi lalu lintas di sana sangatlah tidak kondusif dibanding Indonesia.
Baca Juga: Inggris Tawarkan Penginapan Gratis untuk Traveler yang Baru Patah Hati
"Cuma di Khatmandu tidak ada lampu merah, bro, orang semua 'tin-tin', tapi tidak ada yang merah, karena mereka terbiasa nggak santuy, jadi semua nggak santuy," ujar Dzawin kepada Suara.com beberapa waktu lalu di Jakarta.
Komika kelahiran Bogor ini bercerita keadaan lalu lintas di sana sangatlah bising, klakson di mana-mana terdengar menggema. Bukan karena marah, sebagian besar masyarakat di sana memang terbiasa dengan keadaan itu. Jadi buat orang baru yang melihatnya, termasuk dari Indonesia, pasti akan dibuat kaget.
"Beda (dengan Indonesia) parah, di sini kan orang klakson (karena) betul-betul marah, di sana itu nggak. Terus orang yang diklakson nggak ada yang an*ing di sana itu, nggak. Mereka semua nggak kalem, jadi udah terbiasa sama yang nggak kalem," tuturnya.
"Di bandara (Indonesia), kita sekacau-kacaunya, ada garis parkir, lurus. Di sana nggak ada garis parkir. Itu debunya luar biasa, setelah turun nih," lanjutnya.
Dzawin menyebutkan, jika di Jakarta khawatir dengan polusi, itu tidak sebanding dengan Nepal, Khatmandu, yang debunya tidak menahan. Bahkan, komika lulusan UIN Syarif Hidayatullah berkelakar, saking berdebunya seumpama digambarkan dalam kartun-kartun.
Baca Juga: Dzawin Nur Ikram, Traveler Ngirit yang Hampir Menjejak Puncak Island Peak
"Gue kontek orang di instagram akhirnya ada satu orang yang ngontek. Gue jalan sama dia, motoran di Nepal. Debunya luar biasa, kaya di kartun, saking banyaknya debu gue duduk di belakang 3 jam, alis gue berubah warna," akunya setengah bercanda.