Suara.com - Dukung Anak Perempuan Jadi Kunci Pembangunan di Indonesia, Ini Manfaatnya
Menurut Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, negara akan kehilangan potensi terbesarnya jika gagal memberdayakan anak perempuan.
Hal tersebut diutarakan oleh Sri Mulyani yang diwakili oleh Wakil Menteri Keuangan RI, Suahasil Nazara dalam acara Getting Equal: Let’s Invest in Girls! di Jakarta, Selasa, (10/12/2019).
"Terdapat stereotyping mengenai keterlibatan perempuan di berbagai hal yang sering tidak dianggap sebagai core. Kampanye Getting Equal: Let’s invest in Girls ini baik untuk digaungkan kepada seluruh pembuat kebijakan dari seluruh kementerian, para pemerhati pembangunan dan seluruh lapisan masyarakat," ungkap Suahasil Nazara.
Baca Juga: Studi : Punya Anak Perempuan Perpanjang Usia Ayah hingga 74 Minggu
Dilaporkan, kesetaraan gender dapat meningkatkan potensi produk domestik bruto (PDB). Di Indonesia, PDB tahunan berpotensi meningkat hingga 135 miliar USD pada 2025 dengan tercapainya kesetaraan gender (McKinsey, 2018). Namun saat ini, Indonesia berada di peringkat 116 dari 189 negara dalam Gender Inequality Index UNDP.
Peringkat ini lebih rendah dari negara tetangga seperti Singapura, Filipina, dan Thailand. Tiga indikator dalam indeks ini termasuk pembangunan SDM, pemberdayaan perempuan, dan partisipasi dalam lapangan pekerjaan formal.
Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia menekankan perlu perbaikan dan langkah positif yang dijalankan oleh semua pihak. Ia pun mengapresiasi kebijakan positif seperti perubahan batas usia perkawinan untuk anak perempuan menjadi 19 tahun yang dapat berdampak besar bagi kesetaraan gender dan pembangunan SDM.
"Momentum ini dapat digunakan untuk mendorong upaya yang lebih kuat lagi untuk memajukan potensi perempuan Indonesia. Investasi terhadap SDM Indonesia, utamanya perempuan harus dimulai dari investasi pada anak perempuan, termasuk pada saat mereka remaja," tegas Dini.
Saat ini, anak dan kaum muda perempuan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan termasuk di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi maupun politik.
Baca Juga: Gista Putri Istri Menteri Wishnutama Melahirkan Anak Perempuan
Menurut data Plan International pada 2018 lalu, perkawinan terjadi pada 1 dari 7 anak perempuan berusia di bawah 18 tahun di Indonesia yang artinya juga dapat mengganggu kegiatan bersekolah.