Suara.com - Duh, Zat Kimia Pada Sunscreen Ini Bisa Sebabkan Kerusakan Terumbu Karang
Menurut survei yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indonesia hanya memiliki sekitar 6,5 persen terumbu karang yang masih dalam kondisi sangat bagus. Sementara sekitar 36 persen sisanya berada dalam kondisi rusak atau sangat buruk.
Untuk itu, dalam upaya mendukung pelestarian biomarine laut di Indonesia, Komunitas Female Divers melakukan kegiatan membersihkan sampah di dalam laut dan menanam terumbu karang lewat kegiatan bertajuk 'Lestari Lautku'.
Acara ini sendiri berlangsung di kawasan Pulau Pramuka, salah satu pulau utama di daerah Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.
Baca Juga: Kaya akan Terumbu Karang, Ini Indahnya Pulau Hoga di Wakatobi
Ketua Umum Komunitas Penyelam Profesional Perempuan Indonesia (KP3I) dan juga perwakilan dari Komunitas Female Divers, Mimi Amilia, menjelaskan, saat ini tingkat pencemaran laut akibat sampah dan kerusakan terumbu karang di Indonesia sudah mencapai titik krisis dan memprihatinkan.
"Selain disebabkan penangkapan ikan yang tidak bertanggung jawab dan pencemaran sampah di laut, perubahan iklim global yang memicu pengasaman dan pemanasan lautan juga semakin memperburuk kondisi terumbu karang. Sekitar 82 persen wilayah terumbu karang di Indonesia terancam rusak," kata Mimi lewat siaran rilis yang diterima Suara.com.
Satu di Antara Banyak Penyebab Kerusakan Terumbu Karang
Banyak hal yang dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang di lautan. Beberapa di antaranya adalah penggunaan bom ikan atau pukat saat menangkap ikan, pencemaran sampah laut, hingga perubahan iklim global.
Tapi siapa sangka, ada dua zat kimia yang kerap digunakan oleh beberapa produk sunscreen yang ternyata dapat memberikan kontribusi kerusakan terumbu karang.
Baca Juga: Dinas Kehutanan DKI Bantah Gunakan Terumbu Karang di Instalasi Gabion
"Mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwa pencemaran terumbu karang bisa juga diperburuk oleh kandungan zat kimia oxybenzone dan octinoxate, yang sering terdapat dalam produk sunscreen. Dengan kerjasama bersama komunitas Female Divers, kami ingin mengedukasi konsumen untuk memilih produk sunscreen yang tidak mengandung oxybenzone dan octinoxate," kata Brand Manager Nivea Body, Sun and Crème, Firda Wanda.
Berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Environmental Contamination and Toxicology di tahun 2015 lalu, oxybenzone dan octinoxate memiliki berbagai dampak negatif bagi terumbu karang seperti tingkat mortalitas pertumbuhan karang, pemutihan karang, serta kerusakan genetika terhadap karang dan organisme lain.
Selain itu, kedua zat kimia tersebut juga berpotensi menyebabkan feminisasi ikan jantan dan meningkatkan penyakit reproduktif beragam jenis hewan laut, selain merubah perilaku neurologis beragam jenis ikan.
Untuk itu pihaknya berusaha meniadakan penggunaan dua zat kimia tersebut dalam semua produk sunscreen mereka berlaku efektif pada Januari 2021 nanti.
"Kami ingin mengajak konsumen untuk turut aktif mendukung upaya pelestarian laut seperti yang digerakkan komunitas Female Divers ini, dengan memilih produk sunscreen yang aman bagi terumbu karang dan turut berdisiplin menjaga kebersihan laut," tutupnya.