Infografis
Suara.com - Kurangi Limbah Tekstil, Ayudia Bing Slamet Rutin Donasi Baju Layak Pakai.
Sebagai publik figur, Ayudia Bing Slamet bersama keluarga kecilnya mengaku memiliki pakaian yang cukup banyak. Bahkan suaminya Dito Percussion, dan anaknya Dia Sekala Bumi masing-masing punya satu lemari pakaian khusus.
Sering juga karena pakaian memenuhi lemari, ternyata Ayudia Bing Slamet kerap menyortir baju miliknya, suami, dan anaknya yang masih layak pakai untuk disumbangkan agar lebih bermanfaat. Setidaknya beberapa bulan sekali Ayudia Bing Slamet rutin membawa baju-baju tersebut untuk didonasikan.
Baca Juga: Ingin Hamil Lagi, Ayudia Bing Slamet Harus Minta Izin Anak
"Memang nggak banyak karena aku memang menyumbangkan baju memang rutin, karena nggak mau lemari aku penuh, karena kebetulan baju-baju Sekala yang sebelumnya biasanya aku simpen di box nggak aku sumbangin," ujar Ayudia Bing Slamet dalam acara #PerfectDuoPeduli Electrolux di Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat (6/12/2019)
Kata Ayudia Bing Slamet, keluarganya tidak begitu menyumbang banyak karena bukan termasuk fanatik terhadap belanja. Jadi untuk baju kerja Ayu khususnya, saat sudah 2 sampai 4 kali dipakai, maka sudah saatnya disumbangkan.
"Biasanya aku baju tertentu, untuk kerjaan, 4 kali dipakai, atau baju yang memang, aku sekarang tertutup, ada baju yang sekiranya aku nggak mungkin pakai juga, itu aku sumbangkan juga," ungkapnya.
![Ayudia Bing Slamet [Suara.com/Dini]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/12/06/43238-ayudia-bing-slamet-suaracomdini.jpg)
Belum lagi, Sekala yang terus bertumbuh maka ukuran bajunya juga akan terus berganti. Alhasil daripada kebanyakan ia pilih menyumbang baju milik anaknya. Setelah sebagian ia sisihkan sebagai kenangan, atau jika Sekala punya adik kelak.
"Baju Sekala yang sudah tidak muat lagi, sebagian aku sumbangkan, sebagian aku simpen untuk kenang-kenangan, atau buat adiknya nanti," tutup Ayudia Bing Slamet.
Baca Juga: Begini Konsep Rumah Impian Ayudia Bing Slamet dan Suami di Bali
Ayudia Bing Slamet juga mengatakan, langkah ini dilakukan sebagai bentuk mengurangi limbah tekstil pakaian yang bisa mencapai 90 ton dari seluruh dunia. Jadi, alih-alih dibuang bisa dimanfaatkan kembali untuk bisa digunakan orang lain.
