Legenda Arca Kepala Naga Giri, Simbol Kekuatan dan Moral Warga Gresik

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Kamis, 05 Desember 2019 | 19:30 WIB
Legenda Arca Kepala Naga Giri, Simbol Kekuatan dan Moral Warga Gresik
Sepasang arca naga giri yang ada di tanggal menuju makam sunan giri kabupaten Gresik, Kamis (5/12/2019)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Legenda Arca Kepala Naga Giri, Simbol Kekuatan dan Moral Warga Gresik

Legenda sepasang patung atau arca kepala naga yang ada di antara tangga pintu masuk komplek yang menuju makam Sunan Giri sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Arca kepala naga yang lebih di kenal dengan Naga Giri itu menceritakan tentang adu kesaktian antara Sunan Giri dengan seorang pertapa sakti dari lereng gunung Semeru yakni Begawan Minto.

Patung Naga Giri yang sudah berusia lebih dari 600 tahun itu kemudian dijadikan salah satu simbol kota Gresik. Setiap gapura yang ada di pintu masuk maupun gapura pintu keluar kota Gresik selalu ada ornamen patung sepasang naga itu.

Baca Juga: Menikmati Wisata Danau Paisupok di Sulawesi Tengah

Sepasang arca naga giri yang ada di tanggal menuju makam sunan giri kabupaten Gresik, Kamis (5/12/2019)
Sepasang arca naga giri yang ada di tanggal menuju makam sunan giri kabupaten Gresik, Kamis (5/12/2019)

Simbolisme kepala naga melambangkan binatang suci sekaligus memiliki makna yang mendalam, kekuatan dan moral bagi kehidupan kerohanian pada masa sebelum Islam masuk ke nusantara hingga sekarang.

Muchtar salah satu warga Kedaton mengatakan simbol dari sepasang arca naga giri itu yakni kekuatan dan moral. Sampai saat ini masih dipercaya oleh masyarakat setempat barang siapa yg memelihara hewan angsa maka akan didatangi Ular dikandangnya.

"Sepasang naga giri itu simbol moral dan kekuatan yang harus di jaga. Juga warga sekitar sini masih percaya dan tidak ada yang beternak atau memelihara angsa hingga sekarang," ucap Muchtar.

Rahmad Basuki salah satu pemerhati sejarah di Masyarakat Pecinta Sejarah ( Matasegar ) Gresik mengatakan simbol dua kepala naga yang ada di tangga pintu masuk makam itu merupakan Condro sengkolo Memet atau tanda angka tahun wafatnya sunan giri.

Sedangkan patung sepasang naga giri itu dibuat semasa era sunan Prapen dan  tidak ada yang tahu siapa empunya yang membuat arca sepasang naga itu.

Baca Juga: Keren, Ini 4 Rekomendasi Destinasi Wisata Instagramable di Batu, Malang

"Dua naga yang atau pertanda tahun wafatnya sunan giri. Dan siapa yang membuat arca itu tidak tahu hanya saja menurut sejarah di buat di era sunan Prapen cucu sunan giri," kata Rahmad Basuki.

Sementara itu Adi Purwanto juru pelihara (jupel) BPCB Trowulan menceritakan sejarah naga giri yakni ajakan adu kesaktian antara Begawan Minto yang menantang Sunan Giri.

Sepasang arca naga giri yang ada di tanggal menuju makam sunan giri kabupaten Gresik, Kamis (5/12/2019)
Sepasang arca naga giri yang ada di tanggal menuju makam sunan giri kabupaten Gresik, Kamis (5/12/2019)

Diceritakan, keberadaan dua patung kepala naga itu karomah dari Sunan Giri yang mendapatkan tantangan dari Begawan Minto untuk menebak apa yang di tanam di gunung Pertukangan yang ada di daerah makam Putri Cempo.

Dengan Gerakan cepat, Begawan Minto Semeru melesat menuju Gunung Pertukangan. Di sana dia menciptakan dua ekor angsa jantan dan betina, lalu kedua angsa itu dikubur hidup-hidup. Setelah selesai dia kembali ke tempat semula Kanjeng Sunan berada.

Kemudian, lanjut Adi, Begawan Minto bertanya kepada Sunan Giri binatang apa yang di kubur di gunung Cempo itu. Lalu, Sunan Giri menjawab yang di kubur itu adalah sepasang ular naga. Jawaban itu disangkal oleh Begawan Minto bahwa yang di kubur itu sepasang angsa.

Selanjutnya, Sunan Giri bertanya balik, ia menyuruhnya untuk kembali dan membongkar bersama-sama apa yang sudah di pendam Begawan Minto. Alhasil, setelah di bongkar keluarlah sepasang naga dengan bentuk mulutnya seperti angsa.

"Pada akhirnya, Begawan Minto ini mengakui kekalahan dan kemudian meminta maaf. Selanjutnya menjadi murid dari Sunan Giri yang kemudian menyuruhnya untuk mengenali dan belajar agama Islam. Itulah sejarah dari sepasang patung ular naga giri ini," kata Adi.

Adi melanjutkan arca sepasang naga itu kini dalam kondisi yang tidak utuh, ada beberapa bagian seperti kepala naga sudah rusak dan ada pula badan patung naga yang hilang akibat banyaknya batu atau semen yang termakan oleh waktu.

"Patung naga sekarang kondisi batu kapurnya rapuh, selain berusia lebih dari 600 tahun juga karena tidak kena sinar matahari dikarenakan di kanan kirinya ada pohon besar jenis beringin. Juga patung naga sendiri udah miring  tidak lurus karena akar dari pohon beringin tersebut," kata Adi.

Untuk itu, pihak BPCB memberi memberikan pengawasan, perawatan dan tindakan darurat dengan memberi pagar dan memberi penahan batu sendi agar tidak miring di dua arca kepala naga itu. Selain itu agar para peziarah ataupun warga tidak ada yang bersandar atau mengambil sesuatu di sekitar patung.

"Tindakan saya sebagai petugas dr BPCB melakukan pengawasan, perawatan, dan tindakan darurat(memagari serta mengasih penahan batu sendi) karena arca sepasang kepala naga ini termasuk cagar budaya," jelasnya kepada Suara.com.

Kontributor : Tofan Kumara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI