Kisah Perjuangan Aula, Anak Tukang Sayur di Aceh Raih Beasiswa S2 di AS

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Kamis, 05 Desember 2019 | 13:10 WIB
Kisah Perjuangan Aula, Anak Tukang Sayur di Aceh Raih Beasiswa S2 di AS
Kisah Perjuangan Aula, Anak Tukang Sayur di Aceh Raih Beasiswa S2 di AS (dok: Aula)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kisah Perjuangan Aula, Anak Tukang Sayur di Aceh Raih Beasiswa S2 di AS.

Keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang bagi Aula Andika Fikrullah Al Balad, anak pedagang sayur di Aceh, dalam meraih mimpi.

Setelah 53 kali gagal mendapat beasiswa, Aula berhasil meraih beasiswa untuk kuliah S2 di Lehigh University yang masuk 50 besar universitas di Amerika.

Aula Terlahir dari orangtua yang sehari-harinya berdagang sayur di Gampong Lampasi, Darul Imarah, Aceh Besar untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Baca Juga: Bingung Biaya Kuliah? Jangan Galau, Ikuti 3 Tips Ini untuk Meraih Beasiswa

Seperti kisah hidupnya, Aula mengatakan, “it’s not about perfect. It’s all about effort.” Tak perlu harus melulu sempurna, namun segala cita-cita bisa diraih dengan berusaha.

“Semenjak menikah dengan almarhum ayah, (ibu) itu sudah jualan sayur,” papar Aula seperti mengutip VOAIndonesia membuka obrolan.

Aula Andika (dok: Aula)
Ibunda Aula yang berjualan sayur (dok: Aula)

Kalau dulu biasa berjualan dari pintu ke pintu, sejak tahun 2000, Aula dan keluarga membangun kios kecil yang beratapkan rumbia di depan rumah mereka, sehingga kini sang Ibu, Siti Narimah atau biasa disapa Mak Cut, tidak perlu lagi berkeliling kampung.

“Tak tahu persis, mungkin sekitaran 60an, karena ibu-ibu yang lain di sekitaran rumah sekitaran 70-an umurnya dan ibuku paling muda diantara mereka semua,” ujar Aula saat ditanya mengenai usia Mak-nya.

Aulia mengaku ditinggal ayahnya pada tahun 2004. Pada waktu itu Aula masih kelas lima di bangku sekolah dasar. Dua orang kakaknya juga meninggal pada tahun yang sama, satu karena sakit dan satu lagi menjadi korban tsunami.

Baca Juga: Untuk Pendidikan yang Lebih Baik, Pusat Data Beasiswa Diluncurkan

Pendidikan selalu menjadi nomor satu dalam keluarga Aula, walaupun almarhum ayah hanya menempuh pendidikan tingkat sekolah dasar di sekolah rakyat, dan ibu tidak pernah sekolah, bahkan tidak bisa membaca dan menulis.

“Saya masih ingat, ketika SD dulu, kakak-kakak pernah cerita, bahkan harus sekolah tanpa ada uang jajan. Bahkan kita sakit pun, sakit dalam kondisi sakit demam dan sebagainya itu nggak boleh libur. Tetap harus berangkat ke sekolah,” cerita pria kelahiran November 1993 ini.

“(Almarhum ayah) akan marah. Apalagi kita harus libur sekolah gitu. Jadi memang pendidikan tetap yang utama di keluarga kita,” kata Aula.

Semangat Meraih Segudang Prestasi

Aula Andika (dok: Aula)
Aula Andika bersama sahabat di Lehigh University yang masuk 50 besar universitas di Amerika. (dok: Aula)

Keterbatasan ekonomi di keluarga tidak pernah membuat Aula berkecil hati dan patah semangat. Alhasil, segudang prestasi di dunia akademik selalu diraihnya. Mulai dari juara pidato, cerdas cermat, olimpiade fisika dan matematika, public speaking, hingga MTQ (Majelis Tilawatil Qur’an).

Tahun 2010 saat duduk di bangku SMA, Aula meraih sederetan penghargaan di ajang Festival Film Anak Aceh yang diselenggarakan oleh dinas sosial dan didukung oleh UNICEF Indonesia, atas hasil karya filmnya yang berjudul “Masihkah Punya Harapan?”

Film pendek berdurasi sekitar 15 menit yang ia garap hanya dalam satu bulan ini bercerita tentang seorang anak yang berasal dari keluarga kaya namun tidak diizinkan untuk bersekolah. Anak ini lalu kabur dari rumah, rela mengemis dan menyemir sepatu demi bisa mengenyam pendidikan. Film ini memang terinspirasi dengan kehidupannya sendiri, namun dengan sedikit ‘plot twist’ atau perubahan cerita di dalamnya.

“Alhamdulilah, kita dapat penghargaan film terbaik sama sutradara terbaik, aktor terbaik, aktor itu saya langsung juga, jadi sutradara merangkap sebagai aktor,” kenangnya sambil tertawa.

“Kemudian kita menang nominasi sebagai editor terbaik dan untuk penata artistik kita hanya masuk nominasi saja. Kita nggak menang,” tambahnya.

Tolak Undangan Masuk Perguruan Tinggi Negeri, Klik next untuk artikel selanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI