Suara.com - Jembatan pertama yang menghubungkan negara China dan Rusia akhirnya akan segera dibuka. Setelah bertahun-tahun dibangun, jembatan ini akan resmi dibuka musim semi tahun depan.
Melansir dari laman Travel and Leisure, jembatan baru yang didominasi warna merah tersebut akan membentang di atas Sungai Amur dan menghubungkan kota Blagoveshchensk di Rusia dengan kota Heihe di China.
Jembatan ini sendiri dibangun dalam rangka meningkatkan volume lalu-lintas barang antara China-Rusia dan juga meningkatkan perdagangan produk pertanian.
"Kami membangun koridor transportasi internasional yang baru," ujar Vasily Orlov, walikota daerah Amur kepada laman Reuters. "Ini akan mengizinkan kami untuk mencapai potensi transit secara maksimal."
Baca Juga: Tak Bisa Kasih Uang Cash, Pengemis di China Terima Non Tunai
Tak hanya memperlancar arus perpindahan barang, jembatan baru ini juga disebut sebagai salah satu tanda menghangatnya hubungan China dan Rusia.

Konstruksi jembatan sendiri dimulai sejak tahun 2016 silam. Jembatan di sisi China dikabarkan sudah selesai sejak Oktober 2018, namun sisi Rusia membutuhkan waktu dan biaya lebih mahal.
Jembatan itu juga membutuhkan konstruksi lebih dari 12 mil atau sekitar 19,3 km jalan baru, yang dilakukan oleh perusahaan Russo-Chinese.
Tak tanggung-tanggung, proyek ini juga memakan biaya 295 juta USD. Sementara, panjang akhir jembatan tersebut mencapai 1.700 kaki (518 meter).
Selain untuk urusan perdagangan, jembatan ini nantinya juga diharapkan akan dilintasi 2 juta turis China per tahunnya.
Baca Juga: China Minta Warganya Berikan Data Pemindaian Wajah di Smartphone
Tak hanya itu, China dan Rusia juga akan segera membuka kereta gantung internasional pertama pada tahun 2020 nanti, yang dapat digunakan untuk melintasi antarnegara dalam waktu tujuh setengah menit saja.