"Alasan Anda harus memakai sabuk pengaman, termasuk untuk awak kabin, adalah karena Anda tidak akan mau terbentur pesawat," jelas Heather Poole, penulis Cruising Attitude: Tales of Crashpads, Crew Drama dan Crazy Passengers pada laman Telegraph.
"Turbulensi terjadi dengan keras dan cepat, dan itulah alasan penumpang terluka karena terantuk badan pesawat di kepala."
Dikatakan pula, turbulensi yang parah dapat membuat penumpang terluka dari kepala hingga lengan. Dalam situasi parah, orang-orang bahkan bisa terlempar hingga ke atap.
Di sisi lain, pilot memang bisa menggunakan peta meteorologi untuk memprediksi turbulensi, badai, dan angin kencang. Prediksi ini lantas digunakan pilot untuk menentukan kapan lampu tanda sabuk pengaman harus dihidupkan.
Baca Juga: Melihat Simulasi Penanggulangan Kecelakaan Pesawat di Batam
Meski begitu, prediksi pilot tak selalu akurat. Ada kalanya turbulensi terjadi mendadak, sehingga penumpang pun disarankan untuk selalu memakai sabuk pengaman.
"Kau tidak akan tahu apa yang akan terjadi, dan itu bisa terjadi bahkan saat lampu tanda sabuk pengaman dimatikan. Turbulensi bukan candaan. Orang-orang bisa terluka," tandas Poole.