"Pembina internal Gojek ada di dalam (grup). Namanya Bang Andre. Jadi kalau misal ada curhat apa, dia yang menyampaikan."
Kata Zee lagi, jalanan kadang sangat memusingkan. Karena itu juga, wadah seperti ini sangat dibutuhkan para driver ojol terutama ojol perempuan.
Beberapa masalah yang kerap diterima driver ojol perempuan adalah stigma dan pelecehan. "Kadang karena konsumen lihat dapat driver perempuan, langsung dicancel. Lho kenapa sih? Perempuan juga bisa bawa motor," tambah Zee.
Dan meski jumlahnya kecil, beberapa konsumen juga kadang bersikap kurang ajar. "Pernah, saya mau pegang boleh gak? Ya kita sampaikan aja, kalau kita merasa gak nyaman."
Baca Juga: Saat Ganjar 'Gojek Kere' dengan Djaduk, Diomeli Sampai Diperintah
Hal-hal seperti itu, kata Zee, perlu dikomunikasikan dan dibicarakan oleh sesama driver ojol perempuan agar mereka bisa saling menguatkan.
Komunitas sendiri biasar melakukan kopi darat atau kopdar setiap bulan di minggu pertama. "Basecamp kami di Cinere Gandul. Biasa kopdar bulanan. Kita muter aja entah di Warkop, atau di kafe namanya Kafe Merdeka," lanjut Zee.
Selain berkumpul membicarakan masalah sehari-hari, Srikandi Gojek juga biasa melakukan kegiatan sosial. Hanya saja sasaran utama kerja sosial mereka adalah sesama kawan driver itu sendiri. "Jadi kita kalau mau nyumbang sembako gak jauh-jauh ke sesama teman sendiri yang membutuhkan."
Gojek Srikandi kini juga banyak dilibatkan oleh kegiatan-kegiatan sosial yang diselenggerakan oleh perusahaan sebagai bagian dari komunitas real di masyarakat. Untuk bisa bergabung dengan komunitas ini, Zee mengatakan tidak ada syarat khusus selain menjadi driver ojol.
Sayanganya Srikandi Gojek belum memiliki akun media sosial kecuali beberapa Srikandi Gojek di daerah.