Misteri 3 Jasad Abadi yang Membeku di Zona Kematian Gunung Everest

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Kamis, 28 November 2019 | 19:30 WIB
Misteri 3 Jasad Abadi yang Membeku di Zona Kematian Gunung Everest
Area pegunungan Everest. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Misteri 3 Jasad Abadi yang Membeku di Zona Kematian Gunung Everest

Gunung Everest memang menjadi gunung tertinggi di dunia, tetapi selain itu, gunung ini adalah pemakaman terbuka terbesar yang pernah ada.

Gunung setinggi 8.848 meter ini, Rabung puncaknya menandakan perbatasan antara Nepal dan Tibet; puncaknya berada di Tibet. Puncak Everest berada di ketinggian 29.029 kaki (8.848 meter) di atas permukaan laut.

Mengutip BBC, yang tercatat hingga Maret 2019, jumlah kematian yang tercatat di Gunung Everest berada di kisaran 280-300 jiwa. Banyak mayat tetap disana sebagai pengingat bagi mereka para pendaki. 

Sejak 1953 ketika Edmund Hillary dan Tenzing Norgay mendaki puncak untuk pertama kalinya, ribuan orang kini mengikuti jejak mereka, menantang iklim yang keras dan medan berbahaya hanya untuk merasakan kemenangan sesaat.

Beberapa dari pendaki bahkan tidak pernah meninggalkan gunung Everest hingga akhir hayat mereka.

Bagian puncak gunung, kira-kira menjulang di atas 26.000 kaki (7,9 Km), dikenal sebagai "zona kematian."

"Pendaki bisa saja mulai mengalami penyakit gunung akut pada ketinggian lebih rendah dari 8.200 kaki (2.500 meter)," seru Dr. Andrew Luks, seorang profesor di Division of Pulmonary, Critical Care and Sleep Medicine dari University of Washington School of Medicine dalam sebuah studi tahun 2015 di Journal of Applied Physiology.

Penyakit gunung akut (AMS) tidak fatal, tetapi gejalanya dapat membuat pendaki merasa payah. AMS memengaruhi hingga 77% pendaki yang mendaki hingga ketinggian antara 6.000 dan 19.300 kaki (1.850 dan 5.895 meter

Baca Juga: Misteri Ratusan Bangkai Babi di Sungai Bedera dan Danau Siombak Diselidiki

Di sana, kadar oksigen hanya sepertiga dari yang ada di permukaan laut, dan tekanan barometrik menyebabkan berat badan terasa sepuluh kali lebih berat. Kombinasi keduanya membuat pendaki merasa lamban, bingung dan kelelahan parah yang dapat menyebabkan tekanan ekstrem pada organ. Karena alasan ini, pendaki biasanya tidak bertahan lebih dari 48 jam di daerah ini seperti mengutip blog Lamiscorner.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI