Suara.com - Bali terpilih sebagai tuan rumah Asian Animation Summit pada 2020, dan 2021 sebagai ajang bergengsi untuk menampilkan proyek animasi terkuat di Asia yang bisa mendatangkan investor.
Deputi Akses Permodalan Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Rakyat (Kemenparekraf), Fadjar Hutomo di Jakarta mengatakan, terpilihnya Bali sebagai tuan rumah Asian Animation Summit secara resmi setelah Kidscreen dan Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menandatangani perjanjian Bali sebagai tuan rumah.
"Kami sangat berterima kasih atas kolaborasi ini. Kami berencana untuk mempromosikan industri animasi Indonesia, secara global, dan momen ini akan menjadi saat yang tepat," tuturnya, Jakarta, Senin (25/11/2019).
Dua tahun terakhir, event ini berlangsung di Seoul, Korea Selatan, dan Brisbane, Australia. Sekitar 50 persen dari proyek yang memulai debutnya di Asian Animation Summit, telah masuk ke produksi, seperti Bluey yang diambil oleh Disney.
Baca Juga: Kemenparekraf Kenalkan Perjalanan Ekowisata Terintegrasi di Jawa Timur
Selain itu juga Bottersnikes & Gumbles (2012), Kuu Kuu Harajuku (2013), Wonderballs (2012), dan Balloon Barnyard (2014).
Tahun ini, terdapat 25 proyek animasi baru yang mencari mitra dan pendanaan. Proyek-proyek itu datang dari Korea, Malaysia, Australia, Thailand, dan Indonesia.
"Kami berharap dapat menjadikan ajang Asian Animation Summit lebih besar dan menjadi daya tarik bagi calon pesertanya. Kami memiliki bakat animasi, dan kami juga memiliki fasilitas seperti studio yang dapat dikunjungi peserta," tutur Fadjar.
Fadjar mengatakan, pemilihan Bali sebagai tuan rumah sangat tepat.
"Bali adalah surga bagi wisatawan dan sudah berkali-kali mendapatkan penghargaan internasional. Bali juga sudah mempunyai pengalaman menjadi tuan rumah MICE tingkat dunia," katanya.
Baca Juga: Banyak Besi di Gedung Kemenparekraf, Wishnutama: Kaya Diskotik
Fadjar yakin, Bali bisa memberikan inspirasi kepada para peserta Asian Animation Summit.