Berniat Buat Buku dan Solo Stand Up
Tidak ingin berhenti dalam dunia petualangan, anak kedua dari dua bersaudara ini ingin mengabadikan momen petualanganya dalam media lain, yakni sebuah buku yang akan ia beri judul 'Alasan Pulang'.
Untuk membuatnya, kata Dzawin, ia akan menghilang sementara waktu untuk merampungkan jalan cerita dan kisah yang akan ia jahit. Ia memastikan ada unsur percintaan tapi juga lengkap sarat nilai dan makna cerita di pedalaman Indonesia.
"Abis ini gue mau ngilang, mau nulis buku, entah mungkin ke Bali, kemana pun gue bakal rampungin buku ini, judulnya 'Alasan Pulang'," ungkap Dzawin.
Baca Juga: Anti Ribet, Trik Padupadan saat Traveling Perempuan Berhijab
Laki-laki yang berperan sebagai ustad Bambu di 99 Nama Cinta ini juga akan merangkum cerita pedalamannya dalam sebuah stand up comedy tunggal di tahun mendatang. Sayangnya, pertunjukkannya itu tidak akan ia rekam, dan hanya sebatas aksi panggung untuk beberapa penonton.
Gagal Menikah Jadi Pemacu Semangat
Tak banyak yang tahu, aksi petualangan Dzawin memang diakui sebagai pelampisan mengisi waktu, karena ia gagal menikah dengan gadis pujaan hatinya karena satu alasan.
Jadi tidak heran jika selain komika, traveler, dan youtuber, laki-laki kelahiran 22 Agustus 1991 ini juga bisa membuat puisi dan lagu dengan judul 'Kau Harus Tahu', serta lagu yang belakangan ini ia buat berjudul 'Shafina'.
Traveler Ngirit
Baca Juga: Hobi Jalan-jalan, Ini 7 Pesona Nella Kharisma saat Traveling
Komika yang pernah menjuarai kompetisi Maha Raja Lawak di Malaysia ini ternyata tak pernah menghabiskan budget yang fantastis untuk traveling.
Secara gamblang ia mengatakan bahwa untuk perjalanannya selama berbulan-bulan di pedalaman Indonesia, uang yang dihabiskan tidak lebih banyak dari yang dihabiskan selama satu bulan hidup di Bogor maupun Jakarta.
Laki-laki lulusan Strata-1 Sastra Bahasa Inggris UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini memang terkenal sebagai traveler yang cukup ngirit. Untuk mencari teman berpetualang, ia akan memanfaatkan komunitas yang ia kenal atau mencari kenalan di media sosial.
Sedangkan untuk tempat singgah, ia lebih memilih menumpang di rumah-rumah penduduk. Sebagai imbalan, ia akan memberikan bantuan berupa tenaga dan kemampuan, seperti bersih-bersih, atau mengepak kopi seperti yang ia lakukan di Toraja.
Untuk makan, Dzawin termasuk sosok yang pemakan segala. Jadi, biasanya, untuk mendapatkan harga miring, ia lebih pilih bertanya penduduk lokal di mana tempat makan yang murah dan enak.