Suara.com - Ini Arti Patung Mata Raksasa yang Ikonik di Museum Tumurun Solo
Bagi Anda pencinta karya-karya seni, belum lengkap rasanya bila belum mampir ke museum seni paling ekskusif di kota Solo. Bila ada waktu berkunjunglah ke private museum Tumurun, Solo. Tumurun menjadi satu-satunya museum yang berbeda di kota Solo karena karya-karya seni yang ditampilkan adalah milik pribadi seorang kolektor seni.
Dikatakan oleh Sofyan Prasetyo, salah seorang pemandu di Tumurun Private Museum Solo, museum ini berdiri pada 2018. Idenya datang dari generasi penerus Sri Rejeki Isman (Sritex) Group, Iwan K. Lukminto untuk menjadikan koleksi-koleksi pribadi mendiang ayahanda, H.M. Lukminto bisa dinikmati orang banyak.
"Karya-karya seni yang ada di museum ini sangat bervariasi, ada mobil-mobil tua dan berbagai lukisan dari pelukis ternama. Total koleksi pribadi beliau itu lebih dari 300 karya seni, tapi yang dipajang di museum ini sekitar 120 karya," ujar Sofyan kepada Suara.com kala bertandang ke museum Tumurun di Solo.
Baca Juga: Gedung Juang Tambun Bakal Jadi Museum, Pemkab Bekasi Anggarkan Rp 38 Miliar
Di antara rasatusan koleksi yang dipajang, ada dua karya seni rupa paling ikonik dan menjadi favorit pengunjung. Yaitu karya Wedhar Riyadi berjudul 'Changing Perspective' yang menjadi ikon ARTJOG 201 berkuran 7 meter dan 5 meter. Keunikan patung mata raksasa ini menjadi teman foto selfie yang paling banyak difavoritkan.
"Karya seni berbentuk patung mata raksasa mengambang (floating eyes) berwarna biru ini memiliki makna yang sangat mendalam tentang privasi di jaman media sosial seperti saat ini. Melalui karya ini, Wedhar Riyadi ingin menyampaikan pesan bahwa, orang yang sudah menggunakan atau memiliki akun media sosial, sudah tidak memiliki privasi lagi," ucap Sofyan.
Oleh karena itu, bentuknya menyerupai mata, sebagai penggambaran tentang tidak adanya lagi privasi di era media sosial. Di samping patungnya, ada sebuah patung mata dengan ukuran 5 meter yang dilengkapi sepasang kaki. Patung ini juga menyiratkan makna bahwa teknologi kini seolah sudah menjadi mata yang mengawasi gerak-gerik tiap manusia pengguna media sosial.
Karya-karya seni lainnya di Museum Tumurun yang bernilai tinggi adalah oleh seniman ternama, seperti.Affandi, Hendra Gunawan, Eko Nugroho, Basoeki Abdullah, Raden Saleh, Antonio Blanco, Walter Spies, dan Johan Rudolf Bonnet.
Untuk masuk ke museum ini pengunjung harus reservasi 7 hari sebelum hari kunjungan di website Tumurun Private Museum. Setelah melakukan reservasi, wisatawan juga harus menunggu sampai menerima jadwal kunjungan sebelum bisa masuk ke sini. Keuntungannya, siapa pun yang ingin berkunjung ke Museum Tumurun bisa masuk secara gratis dan juga mendapat tur seputar karya-karya seni yang ada.
Baca Juga: 5 Berita Hits Lifestyle: Tukang Ayam Beli Mobil Mewah dan Museum Fashion