Hal tersebut pernah diungkapkan Angkie dalam acara Youth Town Hall Nasional yang dihelat Kementerian Kesehatan RI bersama Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Balai Sarbini, Jakarta, Maret 2019 lalu.
3. Gigih menempuh pendidikan.
Soal pendidikan, Angkie Yudistia membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin selama yakin dan mau berusaha. Meski tuna rungu, itu tidak menyurutkna keinginannya mengambil jurusan komunikasi saat kuliah.
"Semua possible selama kita yakin. Saya tidak bisa mendengar, tapi saya bisa lulus S1 dan S2 dengan cumlaude. Saya memang nggak bisa mendengar tapi saya bisa melihat. Saya berusaha menggunakan mata untuk mengakses informasi," ungkap dia, masih dalam acara Youth Town Hall Nasional.
Baca Juga: Haru, Ini Isi Surat dari Pramugari untuk Penumpang Tuna Rungu
4. Kemampuannya sempat diragukan di dunia kerja
Memasuki dunia kerja, Angkie Yudistia bilang tidak semua perusahaan mempercayai kemampuan disabilitas.
Namun, baginya itu adalah tantangan tersendiri. Dia lalu melepaskan pekerjaannya dan memulai bisnis baru untuk menciptakan lapangan kerja bagi para disabilitas seperti dirinya.
"Saya sempat bekerja tapi saya merasa banyak komunitas disabilitas yang susah dapat pekerjaan. Hingga akhirnya saya merasa harus membuat perubahan," kata dia.
5. Bangga jadi Staf Khusus Presiden Jokowi
Baca Juga: Pacarnya Tuna Rungu, Aksi Nyanyi Lagu Romantis Pria Ini Bikin Terharu
Angkie Yudistia merupakan satu-satunya penyandang disabilitas yang jadi staf khusus. "Turut bangga saya berdiri di sini mewakili Disable Enterprise yang saya bangun 8 tahun. Sudah waktunya disabilitas bukan kelompok minoritas," tuturnya.