5 Fakta Menarik Angkie Yudistia, Tuna Rungu yang Jadi Staf Khusus Jokowi

Jum'at, 22 November 2019 | 09:53 WIB
5 Fakta Menarik Angkie Yudistia, Tuna Rungu yang Jadi Staf Khusus Jokowi
Angkie Yudistia (berdiri) penyandang tuna rungu yang menjadi Staf Khusus Presiden Jokowi sekaligus Juru Bicara bidang Sosial. [Biro Setpres]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo menunjuk seorang tuna rungu bernama Angkie Yudistia sebagai salah satu staf khusus kepresidenan.

Menurut Jokowi, Perempuan 32 tahun itu cocok menjadi staf khusus presiden karena terbukti sukses menjadi CEO Thisable Enterprise.

"Angkie adalah anak muda penyandang disabilitas yang aktif bergerak di sociopreneur melalui Disable Enterprise. Dia juga aktif sebagai anggota Asia Pacific Deaf Person, anggota Internasional Federation," ungkap Jokowi di halaman belakang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11/2019) kemarin.

Jokowi ternyata juga memberikan tambahan tugas kepada Angkie Yudistia. "Saya minta Angkie menjadi jubir presiden bidang sosial. Saya tambahi tugas itu," ujarnya.

Baca Juga: Haru, Ini Isi Surat dari Pramugari untuk Penumpang Tuna Rungu

Jika Anda penasaran dengan sosok Angkie Yudistia, simak beberapa fakta menarik berikut ini!

1. Tuna rungu sejak kecil

Sejak kecil, Angkie Yudistia sudah mengalami gangguan pendengaran tuna rungu karena terserang malaria.

Tak terhitung hinaan dari teman-teman atau siapapun yang mengetahui kekurangannya itu. Perasaan minder juga sempat muncul di benaknnya. Namun, dia memutuskan untuk melangkah maju.

Presiden Jokowi mengumumkan tujuh staf khusus baru di Istana Merdeka, Jakarta. (Suara.com/Ummi Saleh)
Presiden Jokowi mengumumkan tujuh staf khusus baru di Istana Merdeka, Jakarta. (Suara.com/Ummi Saleh)

2. Motivator inspiratif

Baca Juga: Pacarnya Tuna Rungu, Aksi Nyanyi Lagu Romantis Pria Ini Bikin Terharu

Menurut Angkie, siapapun berhak memiliki cita-cita tinggi, termasuk penyandang disabilitas. Ia juga mengimbau sesama disabilitas untuk tidak membandingkan dirinya dengan orang lain karena pada dasarnya setiap orang diciptakan berbeda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI