Suara.com - Perhelatan Festival Paduan Suara Gerejawi Indonesia-Timor Leste 2019 di PLBN Motaain, Atambua, bisa membantu menggerakkan ekonomi rakyat. Terlebih dilaksanakan bertepatan dengan hari pasar, Selasa 19 November 2019.
Dalam event kali ini, hadir Plt Kepala Dinas Pariwisata Kepala Diskominfo Belu JA Prihatin, kepala RRI, perwakilan Imigrasi, perwakilan PLBN Motaain, juga Bea Cukai. Sementara dari Kemenparekraf hadir Kasubbid Area II Regional III Herbin Saragi.
Menurut Kepala Dinas Kominfo yang juga Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belu, Johanes Andes Prihatin, event ini direspons sangat positif.
"Kita sangat senang Kemenparekraf telah mempercayakan Belu menjadi tuan rumah babak penyisihan kedua Festival Paduan Suara Gerejawi Indonesia-Timor Leste 2019. Secara ekonomi, jelas akan terdampak karena saat bersamaan kita sedang menggelar hari pasar," katanya.
Baca Juga: Kemenpar Kembali Manfaatkan WTM London untuk Branding Wonderful Indonesia
Hari pasar di PLBN Motaain digelar setiap hari Selasa. Seluruh pedagang berasal dari Belu, NTT. Sedangkan mayoritas pembeli berasal dari Timor Leste.
Babak penyisihan kedua Festival Paduan Suara Gerejawi Indonesia-Timor Leste 2019 di PLBN Motaain, diikuti total 17 tim.
Terdiri dari 12 tim asal Indonesia, yaitu Magnificat Choir, Holy Spirit, Vocalista Bella, Tirilolok, Voka Aruditans, PS Cantata Badarai, SMA Bina Karya, PS Smaker Choir, Laudate Choir Unimor, Katrot Silawan Choirs, Santa Maria Regina Caeli, dan Marry Mediatrix Voice.
Serta 5 tim paduan suara gereja dari Timor Leste. Ada Coro Maria Auxiliadora Comoro, Coral Nossa Senhora Do Carmo Catedral Dili, Coro Paroquia Sao Jose Aimutin, Coro Sao Francisco De Asis Maliana, dan Kor St Arnoldus Yansen.
Sementara Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenparekraf Muh Ricky Fauziyani mengatakan, event ini adalah inisiasi dari Kemenparekraf.
Baca Juga: Protes Bekraf Digabung Kemenpar, Wishnutama: Mungkin Mas Sandi Lebih Ngerti
"Festival Paduan Suara Gerejawi Indonesia-Timor Leste 2019 adalah event yang pertama kali digelar Kemenparekraf. Tujuannya untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara melalui crossborder NTT. Tujuan lainnya adalah mempererat hubungan di kawasan crossborder," ujar Ricky.