Misteri Kuda Putih Eyang Suro, Sang Robin Hood dari Benteng Van Den Bosch

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Jum'at, 22 November 2019 | 02:30 WIB
Misteri Kuda Putih Eyang Suro, Sang Robin Hood dari Benteng Van Den Bosch
Kisah Kuda Putih Eyang Suryo, Sang Robin Hood dari Benteng Van Den Bosch, Benteng Van Den Bosch [Foto : Danyonarmed 12/Kostrad, Letkol Arm Ronald, F. Siwabessy]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Misteri Kuda Putih Eyang Suro, Sang Robin Hood dari Benteng Van Den Bosch.

Berbagai jejak peninggalan kolonialisme Belanda masih dapat kita temukan di penjuru tanah air.

JIka Anda berkunjung ke Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, ada salah satu situs sejarah yang juga menyimpan daya tarik wisata dan tentu memiliki kisah misteri yang bikin Anda penasaran untuk berkunjung, namanya adalah Benteng Van Den Bosch.

Pada zaman dahulu benteng di Ngawi ini merupakan salah satu militer terkuat pemerintah Kolonial Belanda semasa perang.

Baca Juga: Kisah Misteri Candi Gedog: Tragedi Joko Pangon [Part 1]

Benteng dengan gaya khas Eropa ini merupakan benteng pertahanan  yang sangat  kokoh dimasanya, hingga hari ini kemegahannya masih bisa kita lihat dan rasakan langsung bagi siapa saja yang mengunjunginya.

SItus peninggalan Kolonial Belanda ini memang tak ada habisnya untuk terus ditelusuri. Apalagi bagi Anda pencinta wisata misteri

Benteng ini kini menjadi warisan dari situs sejarah yang bisa menjadi tempat wisata untuk Anda kunjungi meski di dalam lokasi markas TNI.

Selain Anda bisa belajar sejarah, Anda juga akan mendapat info menarik yang bakal diceritakan oleh juru kunci atau warga sekitar soal kisah para Pahlawan yang dulu berjuang di balik Benteng Van Den Bosch.

Misteri di makam tua

Baca Juga: Menyibak Magisnya Misteri Gurun Namib, Gurun Tertua di Dunia

Benteng Van Den Bosch [Foto : Danyonarmed 12/Kostrad, Letkol Arm Ronald, F. Siwabessy]
Benteng Van Den Bosch [Foto : Danyonarmed 12/Kostrad, Letkol Arm Ronald, F. Siwabessy]

Di dalam Benteng tersebut, ada makam ulama yang cukup disegani pada masanya di sini, yakni K. H. Muhammad Nur Salim, dan makam Eyang Suro, yang letaknya tepat di belakang benteng.

Makam ini sudah ada sejak pasukan VOC masih menempati benteng ini.

Menurut informasi yang dimakamkan ditempat ini adalah Alm. KH. Muhammad Nursalim.

Ia adalah salah satu orang kepercayaan Pangeran Diponegoro yang sengaja diutus ke daerah Ngawi untuk melakukan segala perlawanan penindasan yang dilakukan VOC.

Ketika melakukan perlawanan KH. Muhammad Nursalim tertangkap dan ditahan, konon ia mempunyai kesaktian yang luar biasa sehingga tidak dapat dilukai dan dibunuh menggunakan senjata apapun.

Akhirnya pasukan Belanda pun mengubur hidup-hidup KH. Muhammad Nursalim di salah satu sudut Benteng Van Den Bosch.

Lalu ada juga Eyang Suro. Konon cerita, Eyang Suro merupakan orang terpandang kala itu.

Bukan hanya seperangkat Gamelan saja, akan tetapi, Eyang Suro juga memiliki seekor Kuda Putih.

Kuda tersebut, dipercaya oleh masyarakat sekitar sering memperlihatkan wujudnya.

Ada hantu kuda putih? Klik NEXT untuk artikel selanjutnya

“Kadang warga juga sering mendengar alunan musik gamelan. Asal suaranya itu dari area makam Eyang Suro,” seru Serka Eko Ratmono, salah satu prajurit Armed 12/Divif 2 Kostrad yang ditunjuk menjadi Kuncen di Benteng Van Den Bosch ketika ditemui di sekitar area benteng. 

Menurut Eko, sang penunggangnya, yakni Eyang Suro memiliki kisah yang mirip dengan Robin Hood.

Pada masa penjajahan, Eyang Suro sering kali mencuri barang-barang berharga milik Tentara Belanda.

Ilustrasi kuda putih [shutterstock]
Ilustrasi kuda putih [shutterstock]

“Beliau merupakan rakyat jelata, tapi terpandang. Sampai sekarang, semua warga Ngawi banyak yang menceritakan Eyang Suro,” lanjut Eko.

Benteng yang terletak di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi berukuran 165 meter x 80 meter yang dibangun pada 1845 itu sengaja dibangun lebih rendah dari tanah sekitar, sehingga warga sekitar menyebutnya sebagai Benteng Pendem.

Konon pasukan VOC juga memelihara buaya ganas yang ditempatkan di parit sekitar benteng.

Berbagai pertempuran terjadi di tempat ini mengakibatkan banyak korban berjatuhan dan membuat benteng pendem ini penuh dengan kisah misteri yang membuat bulu kuduk berdiri.

Menurut penjaga benteng, banyak pengunjung yang mendengar suara-suara dari mereka yang tidak nampak wujudnya di sudut-sudut benteng.

Di sudut benteng terdapat 4 ruangan kecil yang dahulu dipakai Kolonial Belanda untuk memenjarakan pekerja rodi yang bersalah.

Di tempat tersebut pengunjung sering mendengar suara jeritan-jeritan orang yang meminta tolong.

Tempat lain yang juga sering kali dilaporkan pengunjung adalah tempat yang dahulu difungsikan sebagai kamar mandi.

Menurut laporan, di tempat tersebut didiami sesosok perempuan paruh baya berpakaian kebaya Jawa yang sering menampakan diri.

Sementara itu, Danyonarmed 12/Divif 2 Kostrad, Letkol Arm Ronald, F. Siwabessy menuturkan jika makam Eyang Suro, memang benar adanya.

Bahkan, almamater Akademi Militer tahun 2002 itu pun menyebut, Eyang Suro merupakan salah satu sosok Pahlawan bagi para rakyat jelata.

Meski berada di dalam Benteng, ia tak melarang masyarakat sekitar maupun di luar Kabupaten Ngawi, untuk berziarah ke makam Eyang Suro.

“Memang benar letaknya di dalam Benteng. Tapi, siapapun boleh mengunjungi makam beliau, asal tidak disalahgunakan ya,” tegas Letkol Arm Ronald, F. Siwabessy.

Saat ditemui terpisah, Danmenarmed 1/PY/2 Kostrad, Kolonel Arm Didik Harmono mengatakan jika keberadaan makam para leluhur itu, sudah sepatutnya dijaga dan dirawat.

Pasalnya, selain sebagai bentuk penghormatan terhadap para leluhur, makam tersebut juga merupakan simbol ataupun sejarah perjuangan bangsa, terlebih masyarakat Ngawi.

“Sebagaimana pesan Presiden pertama kita, Ir. Soekarno, bangsa yang besar ialah bangsa yang menghargai dan menghormati jasa-jasa para Pahlawannya,” pungkasnya.

Pengirim : Danyonarmed 12/Kostrad, Letkol Arm Ronald, F. Siwabessy.

====================================================================================

Mau kisah mistis Anda dimuat seperti tulisan ini?

Anda punya pengalaman atau kisah menarik tentang dunia misteri atau kisah mistis urban legend di sekitar Anda tinggal ?

Kirim tulisan dan pengalaman Anda dalam bentuk tulisan atau word sepanjang 1 lembar halaman ke [email protected]

Ketentuan : 

  1. Setiap cerita wajib ada kisah mistis atau cerita misterinya, baik itu cerita daerah, (urban legend) pengalaman pribadi, mitos yang berkembang di sekitar wilayah Anda, yang bukan hoax.
  2. Setiap tulisan dilarang duplikat atau copy paste dari website lain.
  3. DIlarang wawancara narasumber dukun / paranormal.
  4. Narasumber kuncen / juru kunci / warga setempat masih diperbolehkan.
  5. Minimal 600 kata, 5000 karakter, atau 1,5 lembar halaman A4.
  6. Tulis dengan subject : Contoh: Kisah Misteri Suara.com - Misteri Hantu Noni Belanda di Menara Saidah
  7. Cantumkan foto, beserta caption atau sumber foto (Misal : Foto Pribadi / jika ambil dari website lain sebutkan nama websitenya).
  8. Setiap tulisan yang masuk dan lolos kurasi dipastikan akan di publish di Suara.com setiap Kamis malam pukul 20.00 WIB.
  9. Setiap naskah yang sukses dipublikasi akan menjadi milik dan hak cipta Suara.com yang bebas dipergunakan untuk kepentingan redaksi Suara.com.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI