9 Fakta Menarik Yves Saint Laurent, Jadi Desainer Ternama Usai Dipecat Dior

Kamis, 21 November 2019 | 08:05 WIB
9 Fakta Menarik Yves Saint Laurent, Jadi Desainer Ternama Usai Dipecat Dior
Yves Saint Laurent [brightside]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - 9 Fakta Menarik Yves Saint Laurent, Jadi Desainer Ternama Usai Dipecat Dior.

Melalui tangan berbakatnya, Yves Saint Laurent menjadikan dunia mode tempat yang lebih beragam dan representatif. Dengan label yang ia ciptakan, YSL, Saint Laurent bahkan disebut-sebut telah mengubah cara berpakaian seorang perempuan hingga saat ini. 

Dilansir dari Bright Side, desainer yang sempat bekerja di Rumah Mode Dior ini memiliki kisah hidup yang sangat inspiratif. Ia meninggal pada usia 71 tahun, tetapi warisannya seakan hidup untuk selamanya. Seperti apa perjalanan hidup Saint Laurent? Ikuti kisahnya.

Yves Saint Laurent [brightside]
Yves Saint Laurent [brightside]

1. Kelahiran seorang desainer yang menjanjikan

Baca Juga: Usung Konsep Hutan di Paris Fashion Week, Dior Tanam Kembali 164 Pohon

Yves Saint Laurent lahir pada tahun 1936 di Oran, Aljazair, tempat ia menghabiskan masa kecil dan masa remajanya. Dia adalah anak laki-laki yang sangat pemalu, yang tertarik pada buku dan majalah mode ibunya. Sejak usia muda ia sangat berbakat dalam menggambar dan mulai bekerja pada bidang desain sebagai seorang remaja.

Pada tahun 1954, ia pergi ke Paris untuk mengejar hasratnya dan belajar di Ecole de Chambre Syndicale de La Haute Couture dan pada tahun yang sama ia memenangkan hadiah pertama dalam sebuah kompetisi oleh Sekretariat Wol Internasional dalam kategori pakaian. Para juri dari kompetisi ini adalah Christian Dior yang sudah terkenal dan Hubert de Givenchy.

2. Bekerja untuk Christian Dior

Pada bulan Juni 1955, Saint Laurent memutuskan untuk memperlihatkan beberapa sketsanya kepada Michel de Brunhoff, pemimpin redaksi majalah Vogue Paris pada waktu itu. Terkagum-kagum dengan sketsa, de Brunhoff memutuskan untuk menunjukkannya kepada perancang lain yang sudah populer, dia adalah Christian Dior. Sama seperti de Brunhoff, Dior segera meminta Saint Laurent untuk bekerja sebagai asistennya yang dimulai bulan yang sama.

Ketika Dior tiba-tiba meninggal dunia pada tahun 1957, Saint Laurent menjadi direktur kreatif merek tersebut saat usianya baru berusia 21 tahun.

Baca Juga: Curi Perhatian di Acara Yves Saint Laurent, Intip Gaya Keren Rose BLACKPINK

3. Dia menciptakan potongan pakaian yang lebih ringan untuk perempuan

Koleksi debutnya sebagai direktur kreatif Dior diluncurkan pada tahun 1958. Koleksi ini membawa pakaian yang lebih ringan dengan sedikit kain ke runway. Dia mencoba membuat potongan-potongan dengan siluet yang lebih 'cair' yang terlihat seperti tubuh seakan menghilang, menggantikan siluet andalan Dior.

Selama tahun-tahunnya bekerja di Dior, Sanit Laurent mencoba menghadirkan nuansa muda ke dunia mode. Dia terinspirasi oleh pakaian yang dikenakan orang di jalan dan berusaha menyederhanakannya sebanyak mungkin. Ia menantang dunia mode dengan keinginannya. Meskipun sangat berbakat, visi Saint Laurent tidak cocok dengan estetika konservatif yang ditetapkan oleh Dior dan dia akhirnya dipecat.

4. Meluncurkan mereknya sendiri

Angkat kaki dari Dior memberi Saint Laurent kebebasan untuk membuat merek senama, bersama dengan Pierre Bergé. Yves Saint Laurent Haute Couture diluncurkan pada tahun 1961. Bergé harus menjual apartemennya di Paris untuk mendapatkan sejumlah uang agar bisa membuka rumah mode haute couture.

Rumah modenya mencoba memperkenalkan pandangan yang berbeda dan revolusioner terhadap pakaian perempun. Dia ingin perempuan merasa kuat dalam apa yang mereka kenakan.

Yves Saint Laurent [brightside]
Yves Saint Laurent [brightside]

5. Saint Laurent memperkenalkan mode androgini

Yves Saint Laurent adalah desainer pertama yang mendandani perempuan dengan pakaian lelaki di dunia mode. Dia ingin mengaburkan batas antara busana lelaki dan perempuan. Saint Laurent ingin perempuan merasa percaya diri saat mengenakan pakaiannya.

Dia menciptakan Jaket Reefer pada tahun 1962, Sheer Blouse pada tahun 1966, dan Jumpsuit pada tahun 1968. Pakaian untuk perempuan ini benar-benar terinspirasi oleh pakaian lelaki. Namun, karyanya yang paling populer dalam tren mode androgini ini adalah Le Smoking pada tahun 1966. 

Itu adalah tuksedo penuh yang terinspirasi oleh koleksi pakaian lelaki yang khas. Meskipun potongan ini tidak ditemukan di toko-toko, namun ini dikenakan oleh para trendsetter seperti Bianca Jagger, Catherine Deneuve, dan Nan Kempner. 

Dia seorang diri bisa mempengaruhi dunia mode untuk mulai mengikuti tren ini.  

6. Dia membawa seni ke dalam rancangannya

Saint Laurent adalah salah satu desainer pertama yang membuat dunia seni dan fashion bertabrakan di runway. Koleksinya menampilkan karya yang terinspirasi oleh Vincent Van Gogh, Pablo Picasso, Henri Matisse, Andy Warhol, Mondrian, dan seniman lainnya.

Potongan paling populer dari koleksi seni ini adalah serangkaian gaun yang terinspirasi oleh Piet Mondrian. Potongan-potongan itu debut di koleksi Autumn-Winter 1965. Koleksi ini tidak hanya memadukan dunia seni dan mode, tetapi juga memilih Mondrian sebagai inspirasi. Saint Laurent juga bermain dengan geometri.

Jurnal Women's Wear Daily memiliki reaksi positif terhadap koleksi tersebut dan menyebut Yves Saint Laurent sebagai "Raja Paris".

7. Dia memberi perempuan lebih banyak kebebasan

Pada akhir 1960-an, Saint Laurent bergabung dengan gelombang kedua feminisme. Akibatnya, para model yang berjalan dalam acaranya mulai mengenakan blus organza, atasan transparan, dan tanpa bra sama sekali, memperlihatkan payudara mereka.

Mitra bisnis Saint Laurent, Bergé, pernah berkata di Radio Info Prancis “Gabrielle Chanel memberi kebebasan pada wanita. Yves Saint Laurent memberi mereka kekuatan. Yves tidak hanya ingin wanita membebaskan tubuh mereka, dia juga ingin mereka merasa kuat saat melakukannya," ungkapnya.

Itu adalah langkah yang berisiko oleh desainer, tetapi, pada kenyataannya, tren mode dan desainer lain mengikuti dan memujinya. Tren ini masih ada di koleksi YSL saat ini.

8. Yves Saint Laurent menciptakan busana siap pakai yang canggih

Yves Saint Laurent [brightside]
Yves Saint Laurent [brightside]

Saint Laurent membuat pakaian jadi siap pakai yang populer saat ia membuka toko pertamanya di tahun 1966, di Paris.

Butik siap pakai Rive Gauche menawarkan potongan yang lebih terjangkau daripada desain haute couture-nya, tetapi kualitasnya masih sangat baik. Targetnya adalah perempuan yang lebih muda. Merek fashion tinggi lainnya mengikuti tren ini dan mulai membuka toko juga.

Melihat apaq yang dihadirkan mengalami sukses besar, Yves Saint Laurent membuka toko di New York pada 1968 dan London pada 1969. Sekarang ada toko Yves Saint Laurent di setiap benua.

9. Dia membawa keragaman pada mode

Dia adalah desainer pertama yang menempatkan perempuan berwarna dalam peragaan busana. Dia mulai fokus pada casting model yang lebih beragam dalam pertunjukannya di tahun 60an dan 70an. Saint Laurent punya model seperti Iman, Katoucha Niane, dan Dalma Callado.

Naomi Campbell menjadi model kulit hitam pertama di sampul majalah Vogue Paris berkat dirinya, "Dia telah melakukan begitu banyak hal untuk orang kulit berwarna," kata Naomi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI