Suara.com - Memasuki musim hujan, potensi banjir tahunan kembali mengancam Jakarta. Dan kali ini yang bikin ketar-ketir, apakah moda transportasi favorit baru warga Jakarta, MRT (Mass Rapid Transit), aman dari terjangan banjir, mengingat sebagian jalur MRT berada di bawah tanah?
Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Muhammad Effendi, mengatakan masyarakat tak perlu khawatir dengan kebaradaan stasiun MRT Jakarta yang berada di bawah tanah (underground) jika terjadi banjir.
Menurut Effendi, tak banyak yang tahu jika stasiun MRT sudah dirancang untuk mengantisipasi banjir. Intinya, sangat aman dan tidak akan terkena banjir.
"Kalau ngomong banjir di stasiun underground, banyak yang nanya, ini kalau banjir gimana ini?Insha Allah akan sangat aman," ujar Effendi kepada wartawan di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Senin (18/11/2019).
Baca Juga: Sejak Beroperasi, MRT Jadi Angkutan Primadona Publik
Effendi mengatakan, beberapa stasiun MRT yang berada di bawah tanah, memang sudah dirancang tahan banjir ratusan tahun.
"Jadi desain yang entrance MRT Jakarta ini untuk beberapa stasiun berdasarkan banjir dua ratus tahunan. Biasanya banjir kan tahunan, lima tahunan, 10 tahunan. Ini yang 200 tahunan yang memang sangat ekstrim," kata dia.
Rancangan antisipasi banjir ratusan tahun, yakni terdapat tangga naik sebelum memasuki pintu masuk MRT Jakarta.
Karena itu, Effendi memastikan MRT Jakarta tidak akan terkena banjir meski berada di bawah tanah.
"Desainnya diperhatikan, kalau mau masuk entrance MRT pasti naik tangga. Itu desain agar kalau terjadi banjir tidak akan naik ke situ. Jadi ini memang desainnya di atas banjir tahunan," kata dia.
Baca Juga: Menhub: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bakal Nyambung ke MRT
Kemudian, MRT Jakarta juga menambahkan tanggul atau pelindung banjir di beberapa stasiun.
"Ada beberapa stasiun juga kita pakai kaya tanggul, jadi pintunya nanti dipasang pelindung. Saat ini kita ada stasiun seperti ini karena permintaan dari gubernur, juga kita akan tambahkan lagi pelindung tambahan namanya pelindung banjir," katanya.
Tak hanya itu, MRT Jakarta juga memiliki fitur keunggulan di stasiun bawah tanah, seperti Cooling Tower (Suar Penyejuk) dan Ventilation Tower (Suar Ventilasi).
"Jadi untuk stasiun underground itu memang harus ada spesifik untuk menjaga suhu di dalam stasiun aman, kemudian menjaga agar panas yang dibawa kereta agar begitu berjalan, sampai, itu akan dikontrol ventilation tower," ucap Effendi.
Kemudian cooling tower dan ventilation tower juga dipasang untuk menstabilkan temperatur dan menjaga suhu udara.
"Begitu suhunya 40 derajat, dia akan dibuat keluar, terakhir begitu kereta sampai, dia (kereta) akan berhenti sebentar. Itu dia menstabilkan temperatur baru nanti terbuka, menjaga suhu udara, kedua menjaga jangan sampai AC yang dari dalam itu terbuang percuma keluar, yang paling utama untuk menjaga keselamatan jangan sampai orang bisa jatuh dan loncat," kata dia.
Effendi menambahkan, MRT Jakarta juga memilki environmental control system yang terdiri dari air conditioning system dan tunnel fan.
"Air conditioning system gunanya mengontrol lingkungan di dalam stasiun, kemudian ada tunnel fan ini intinya menjaga agar suhu di dalam tidak panas," tandasnya.