Suara.com - Secara konvensional, tanah adalah media tanam yang paling umum digunakan dan sudah digunakan sejak manusia menemukan praktik bercocok tanam. Meskipun demikian, meningkatnya arus urbanisasi dan semakin banyak masyarakat yang tinggal di kota, lahan dengan tanah yang bisa ditanami semakin sulit ditemukan.
Untuk mengakali keterbatasan lahan dan usaha besar yang diperlukan untuk menanam tanaman di lahan dengan tanah, muncullah praktik menanam tanpa tanah, hidroponik.
Merujuk pada namanya, hidroponik mengandalkan air sebagai elemen utama yang menstimulasi pertumbuhan tanaman yang tumbuh bukan dari tanah. Hal ini membuatnya relatif bisa dilakukan di mana saja, dalam kondisi iklim apa saja, di wadah apa saja, dan dengan berbagai jenis media tanam.
Bila dilihat sekilas, media-media tanam ini tampak mustahil untuk dijadikan dasar menumbuhkan sebuah tanaman. Namun ternyata, selama memiliki kemampuan menyimpan air, nutrisi, dan oksigen; media-media tanam lain mampu untuk memfasilitasi tumbuh kembang sebuah tanaman. Telah dirangkum oleh Dekoruma, berikut media tanam hidroponik yang biasa digunakan.
Baca Juga: Hidroponik, Bisnis Rumahan yang Kekinian
Arang Sekam
Arang sekam atau sekam bakar merupakan hasil pembakaran sekam padi yang mudah ditemukan, terutama di daerah pedesaan. Anda bisa mendapatkan sekam bakar secara cuma-cuma di beberapa tempat. Selain mempunyai sistem drainase yang baik untuk menyimpan unsur-unsur penting tanaman, bahan ini juga steril akibat pembakaran yang membuatnya relatif bebas hama.
Bobotnya juga ringan dan tidak memberatkan atau menekan akar sehingga pertumbuhannya prima. Atas ketahanannya, arang sekam direkomendasikan untuk menanam sayur dan buah-buahan yang rentan terhadap hama dan jamur.
Spons
Salah satu alat rumah tangga ini ternyata menyimpan kegunaan lain selain untuk mencuci piring. Sifatnya yang menyerap air dan menahannya dalam waktu yang lama membuatnya menjadi media yang mudah ditanami. Beratnya juga ringan sehingga tidak membebani akar tanaman, membuat tanaman bisa tumbuh dengan tegak dan tidak terhambat.
Baca Juga: Tips Memulai Bisnis Hidroponik
Walaupun begitu, spons juga punya kelemahan yakni gampang hancur terutama setelah terendam air dalam waktu yang lama. Maka dari itu, gunakan spons untuk tanaman yang tumbuh besar, berbuah, atau berbunga dalam jangka waktu yang singkat.
Sabut Kelapa
Sabut kelapa dikenal mempunyai daya serap yang tinggi, membuatnya bisa menyimpan air 73 persen atau delapan sampai sembilan kali lipat dari volume dasarnya. Tidak hanya itu, sabut kelapa juga memiliki zat-zat alami yang berguna untuk tumbuh kembang tanaman seperti magnesium, natrium, kalsium, dan kalium. Satu catatan, sistem drainase atau penyaluran air sabut kelapa kurang mumpuni. Solusinya adalah dengan mencampurkannya dengan media tanam lain untuk hasil yang lebih maksimal.
Rockwool
Rockwool merupakan lembaran busa yang terbuat dari campuran berbagai serat hasil lelehan batuan vulkanis seperti basalt atau kapur. Dengan proses pembuatannya, rockwool memiliki kemampuan untuk mengikat akar dan menyimpan air dan oksigen dalam komposisi yang tepat dengan mumpuni. Tepatnya adalah 14 kali dari volume air yang bisa disimpan oleh tanah konvensional.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah karena kandungan batuan yang ada di dalamnya, rockwool punya pH yang cukup tinggi dan perlu dipersiapkan dengan perlakuan khusus dan ditanami tanaman yang bisa tumbuh di rentang pH 7.8 - 8.02.
Kerikil
Kerikil yang menciptakan ruang-ruang kosong yang cukup lebar di antara sela-selanya, membuat tanaman bisa tumbuh dengan leluasa. Namun, hanya beberapa tanaman saja yang bisa tumbuh melalui kerikil, lebih tepatnya tanaman yang hanya memerlukan sedikit air. Kemampuan kerikil untuk mengikat air di akar tidak terlalu bagus, maka dari itu ini adalah media tanam yang tepat untuk hidroponik dengan teknik Nutrient Film Technique (NFT).
Pasir
Sama seperti kerikil, media tanam yang satu ini mudah ditemui dan diambil secara cuma-cuma. Pasir mempunyai keunggulan dengan pori-porinya yang banyak. Kondisi ini membuatnya mudah menyerap air dan menggerakannya dengan maksimal. Bobot pasir pun juga sesuai untuk menahan tanaman, meski akar atau batangnya memiliki bobot yang cukup berat. Pori-porinya juga membuat sirkulasi udara yang baik dan cocok untuk penyemaian benih dan perakaran stek.
Teknik hidroponik sendiri pun mudah untuk dipelajari dan dipraktikan. Anda bisa menemukan cara-cara melakukan budidaya hidroponik di internet. Tersedia juga berbagai kelas dan workshop terkait hidroponik. Yuk, mulai menanam tanaman dengan teknik hidroponik!
Artikel terkait:
Malas Merawat Tanaman? 12 Tanaman Hias Gantung Ini Gampang Dirawat!
5 Tanaman Hijau Tahan Panas Agar Taman Tetap Asri di Musim Kemarau
Tanaman Merambat, Solusi Praktis Rumah Cantik Sepanjang Tahun
Published by Dekoruma |