Suara.com - Apa yang akan Anda lakukan jika pasangan tersayang memutuskan ganti kelamin? Mempertahankan hubungan asmara yang telah lama dijalani atas dasar cinta atau memilih pergi karena merasa kecewa dan sakit hati?
Seorang wanita 72 tahun bernama Barbara Hamlin menuturkan pengalaman dilematisnya yang memuncak 5 tahun lalu. Sang suami, John yang saat ini berusia 71 tahun, menjalani operasi ganti kelamin dan berubah menjadi 'Jane'.
Kisah ini berawal saat usia pernikahan mereka menginjak 8 tahun. Saat itu, Barbara berusia 49 tahun, sedangkan John setahun lebih muda darinya.
Suatu hari, Barbara kaget menemukan beberapa pakaian wanita di lemarinya, seperti rok mini, lingeri, hingga stilleto. Letaknya tersembunyi di belakang dan itu jelas-jelas bukan miliknya.
Baca Juga: Wanita Ngaku Transgender, Warganet Curiga Youtuber Ini Bohong Demi Konten
Barbara curiga suaminya telah berselingkuh. Jadi pada satu malam, dia memberanikan diri untuk menanyakan status kepemilikan pakaian wanita temuannya. Tak disangka, dia malah mendapat jawaban jika semua itu digunakan suaminya sendiri.
Barbara tentu saja kaget karena John terlihat biasa-biasa saja sebagai pria tulen. Dia sebelumnya juga pernah menikah dan telah memiliki anak. Jadi, Barbara benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana jika John berpenampilan ala wanita.
"John berkata padaku bahwa dia merasa nyaman menggunakan pakaian wanita dan dia merasakan dorongan itu di usia enam tahun. Aku mencoba yang terbaik untuk mendengarkan dan memahami," ungkap Barbara, seperti dilansir dari Daily Mail.
Setelah mengobrol dari hati ke hati selama beberapa jam, Barbara merasa pikirannya menjadi lebih terbuka. Meski terdengar tidak normal, dia meladeni hasrat suaminya.
Pasangan ini menikmati belanja baju wanita bersama. Barbara bahkan mengijinkan suaminya berpakaian layaknya wanita pada sore dan malam hari setelah dia pulang bekerja. John juga punya nama baru untuk alter egonya, yakni Jane.
Baca Juga: Teddy Quinlivan, Model Transgender Pertama untuk Chanel Beauty
"Namun, akhirnya, Jane merasa bahwa berpakaian sebagai wanita secara paruh waktu tidaklah cukup. Tahun 2011, dia mengatakan kepadaku ingin memulai terapi hormon dan bertransisi untuk hidup sebagai wanita sepenuhnya," ujar Barbara.
Saat itu, Barbara dilanda kecemasan yang lebih kompleks. Siapa yang tidak syok jika suami mereka bilang ingin menjadi wanita seutuhnya?
Suaminya yang bekerja sebagai dosen di sebuah universitas itu diketahui telah mendapat dukungan dari rekan-rekannya, bahka ratusan mahasiswanya.
Di sisi lain, Barbara mencoba berdamai dengan perasaan campur aduknya dengan menemui konselor. Menurutnya, sangat wajar jika pernikahan mereka kandas akibat sang suami memutuskan ganti kelamin. Meski begitu, sekali lagi atas nama cinta, Barbara luluh.
"Aku mencintai Jane dan dia membutuhkan ini agar menjadi dirinya sendiri sehingga tidak ada gunanya berdebat," tuturnya.
Jane pun memulai terapi hormon dan fisiknya perlahan berubah. Dia menjadi semakin feminin. Tahun 2014, suami Barbara kemudian mantap menjalani operasi ganti kelamin.
"Suatu pagi di hari operasi pada Juni 2014, setelah perjalanan empat jam ke Rumah Sakit Kesehatan Nuffield di Brighton, saya merasa ketakutan. Saya khawatir operasinya gagal," kata Barbara.
Tak seperti yang dicemaskan Barbara, operasi berjalan lancar. Barbara bilang, Jane sekarang menyebut dirinya sebagai lesbian trans woman. Dia masih tertarik secara seksual kepada Barbara, begitu pula sebaliknya.
Meski orang lain mungkin menganggap itu tak normal, pernikahan mereka nyatanya baik-baik saja dan harmonis. Mereka tetap saling mencintai.
Sementara itu, Jane sendiri merasa beruntung dipertemukan dengan Barbara. Selama ini, orang-orang terdekatnya tidak bisa memahami dia, termasuk ibunya sendiri. Namun, Barbara sungguh berbeda.
"Barbara bahkan mengajari aku caranya berdandan," ucap Jane yang juga merupakan ketua The Beaumont Society, yakni sebuah kelompok dukungan transgender terbesar di Inggris.