Jangan Mau Diremehkan, Ini Tips Bagi Perempuan di Dunia Kerja

Selasa, 12 November 2019 | 20:05 WIB
Jangan Mau Diremehkan, Ini Tips Bagi Perempuan di Dunia Kerja
Ilustrasi perempuan marah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Stigma tentang perempuan di dunia kerja masih terlihat. Perempuan dianggap lebih lemah dari lelaki, sehingga jarang diberi tanggung jawab sebagai pemimpin.

Ketika mendapat pimpinan perempuan, tak sedikit lelaki yang menganggap remeh, bahkan cenderung membangkan ketika ditegur. Jika ini terjadi, bagaimana cara menghadapinya?

Direktur Bina Pemagangan Kemenaker RI, Siti Kustiati menyarankan para atasan perempuan untuk memberi kesempatan sebanyak tiga kali kepada para bawahannya. Nah, bila tidak juga diindahkan maka sudah saatnya bersikap tegas.

"Pernah di tempat saya mengalami hal seperti itu, laki-laki sudah tua, lakukan kesalahan, ketika diberi tahu nggak mau begini begitu. Kemudian masih tetap lakukan yang sama. Saya orangnya dikasih tahu prinsip tanya tiga kali, harus tegas, selebihnya ambil tindakan," ujar Kustiati dalam acara CEO Forum Kompas di Plataran Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2019).

Baca Juga: Jurnalis Perempuan Pertama Jadi Pahlawan Nasional, 5 Fakta Ruhana Kuddus

Meski perempuan dikenal sebagai sosok yang mudah berempati dan bersimpati, Kustiati mengingatkan untuk tidak lantas terima begitu saja saat disepelekan, buktikan perempuan juga bisa bersikap tegas. Tapi, tetap kata dia, harus bertahap saat bertindak.

"Bukan berarti karena gender kita perempuan bisa seenaknya saja. Pertama kita ngomong dari hati ke hati, baru habis itu agak tegas baru, setelahnya dibantai habis," ungkapnya setengah berkelakar.

Tahapan ini dilakukan agar orang itu tidak kaget dengan segala masukkan.

"Ada tahapan supaya orang nggak kaget, begitu saja saya sudah dicap galak," imbuhnya.

Ilustrasi pekerja perempuan. (Shutterstock)
Ilustrasi pekerja perempuan. (Shutterstock)

Selebihnya, perempuan diakui Kustiati masih menghadapi berbagai stigma. Jadi, yang harus dilakukan para perempuan harus bekerja dan berusaha lebih keras membantah pandangan-pandangan itu.

Baca Juga: Hari Pahlawan, 4 Gaya Dian Sastrowardoyo Jadi Pejuang Perempuan Tanah Air

Alhasil, perempuan ini dicap sebagai orang yang galak. Padahal, semuanya dilakukan semata-mata untuk menegakkan aturan agar semua berjalan seperti yang seharusnya.

"Saat ada staf pindahan, saya ditanya orangnya gimana? saya galak nggak? Nah, mari kita membuka diri, beberapa perempuan yang mau meningkatkan kariernya, harus bekerja ekstra lebih banyak. Perempuan punya kemampuan multitasking ini yang harus didalami," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI