Suara.com - Siapapun pasti menginginkan hari pernikahan berjalan lancar dan istimewa sesuai rencana. Namun, bagaimana jika momen itu justru berbarengan dengan hari di mana terjadi kerusuhan?
Itulah yang dialami pasangan asal Australia, Tim dan Lisa Gilliam. Mereka bermimpi menggelar pernikahan sempurna di Prancis pada Mei lalu. Namun, tanggal yang dipilih rupanya berbarengan dengan peringatan May Day. Para buruh melakukan aksi demonstrasi, bahkan sempat terjadi insiden kerusuhan.
Melansir 9Honey,aksi yang diikuti sekitar 28 ribu demonstran pada hari itu dijaga ketat oleh ribuan aparat bersenjata. Saat kericuhan terjadi, polisi menyemprotkan gas air mata dan menangkap ratusan orang yang dianggap provokator.
Jalanan utama di wilayah Paris pun ditutup untuk umum. Mengetahui keadaan itu, Tim dan Lisa langsung kecewa dan sedih.
Baca Juga: Anggap Pernikahan Monogami Gagal, Perempuan Ini Menikahi 3 Pria Sekaligus
"Tak ada yang diizinkan masuk ke area-area tersebut, tidak ada mobil di jalan-jalan, dan kami khawatir takkan mendapat foto di sekitar kota," ungkap Lisa.
Pasangan pengantin ini bertemu dengan barisan panjang aparat kepolisian dan tentara di Champs-Elysees. Mereka awalnya tentu saja dilarang masuk kawasan tersebut. Namun, saat itu Lisa mendadak punya ide cemerlang.
Dia dan suaminya mengaku sebagai pasangan asal Australia dan kawin lari. Rupanya, di luar dugaan, pengakuan itu membuat para aparat agak melunak. Mereka diizinkan masuk, bahkan memotret.
"Namun dia punya satu syarat, yakni aku harus memberinya ciuman pipi!" ucap Lisa sambil tertawa.
Kesempatan itu jelas dimanfaatkan secara optimal oleh Lisa dan Tim. Bersama fotografer dan videografer pernikahan, mereka mengabadikan momen berharga tersebut.
Baca Juga: Tidak Biasa, Ide Pernikahan Ini Pakai Tema Doraemon
Berbalut setelan jas hitam dan gaun pengantin putih, pasangan ini berfoto di sekitar Champs-Élysées, Place De La Concorde, dan Arc de Triomphe.
Menyenangkannya lagi, mereka yang awalnya cuma diberi waktu 15 menit berfoto di zona aman ini mendapat perpanjangan waktu menjadi hingga sejam.
Tak hanya si pengantin, fotografer dan videografer yang ikut masuk pun merasa takjub dengan kondisi jalanan yang benar-benar sepi dan kosong. Tak ada kendaraan melintas, tidak ada orang selain mereka. Bagi Lisa, rasanya bahkan seperti hari kiamat karena saking anehnya situasi seperti itu.
"Mereka bilang ada begitu banyak film yang mencoba di Prancis dengan suasana sepi harus mengelurkan jutaan dolar. Kamu beruntung tidak perlu melakukannya," tutur Lisa.
"Pengalaman ini benar-benar menakjubkan. Rasanya hampir tidak mungkin ada orang lain bisa mendapatkannya. Ini adalah tempat terindah yang pernah saya lihat," imbuhnya.
Lisa dan Tim tentu saja merasa bahagia karena hari pernikahan mereka tetap terasa istimewa meski berbarengan dengan momen unjuk rasa. Setelahnya, mereka juga semakin bersemangat melanjutkan bulan madu keliling Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang selama tiga bulan.