Alamak! Orang Korea Terapi 'Kematian' untuk Tekan Angka Bunuh Diri

Kamis, 07 November 2019 | 19:45 WIB
Alamak! Orang Korea Terapi 'Kematian' untuk Tekan Angka Bunuh Diri
Simulasi kematian diri sendiri. (Youtube/BBC News)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Alamak! Orang Korea Terapi 'Kematian' untuk Tekan Angka Bunuh Diri

Sudah menjadi rahasia umum jika warga Korea memiliki tingkat stres yang sangat tinggi. Saking tertekannya, banyak warga Korea yang memutuskan bunuh diri.

Untuk menekan masalah tersebut, banyak upaya yang sudah dilakukan. Salah satunya dengan membuka usaha penyembuhan mental dengan cara unik, yaitu dimakamkan layaknya jenazah. Terapi ini dibuat agar orang lebih menghargai hidup.

Melansir World of Buzz, sekitar 25 ribu orang penasaran dengan penyembuhan mental unik ini dan ikut terapi 'pemakaman massal' yang diadakan di Hyowon Healing Center.

Baca Juga: Fenomena Bunuh Diri di Gunungkidul, Warga Cerita Mitos 'Pulung Gantung'

Di sana, mereka dibuatkan simulasi kematian seolah mereka adalah jenazah yang siap dimakamkan.

Mereka akan membuat foto kematiannya sendiri dan memakai baju jenazah yang biasa digunakan ketika upacara kematian di Korea. Tak lupa, mereka menulis surat wasiat dan berakhir dengan tidur di peti mati tertutup selama 10 menit.

Simulasi kematian diri sendiri. (Youtube/BBC News)
Simulasi kematian diri sendiri. (Youtube/BBC News)

Kepala Hyowon Healing Center, Jeong Younh Mun mengungkapkan dengan terapi nyeleneh ini diharapkan orang-orang jadi bisa lebih menghargai hidup, sehingga memiliki kesempatan untuk memperbaiki keadaan.

Melalui cara ini juga, Jeong Younh Mun berharap angka kematian warga Korea karena bunuh diri bisa menurun.

"Saya mengajak orang-orang yang pernah terpikir untuk bunuh diri dan membalikkan keputusan mereka," kata Yong Mun.

Baca Juga: Berusaha Kurus Bikin Depresi, Wanita Ini Relakan Tubuhnya Menggemuk

Hal serupa juga diungkapkan Profesor Yu Eun Sil, ahli patologi dari Asan Medical Center. Ia menekankan pentingnya pengetahuan tentang kematian sejak dini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI