Suara.com - Perempuan di Manajerial Atas, Ini Cerita Penny Lukito dan Nurhayati Subakat
Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, menunjukkan bahwa presentase penduduk laki-laki dan perempuan di Indonesia hampir berimbang yakni 50.24 persen laki-laki dan 49.76 persen perempuan.
Namun kondisi tersebut bertolak belakang dengan jumlah laki-laki dan perempuan yang aktif dalam perekonomian.
Hal tersebut juga diamini oleh Kepala Badan POM Republik Indonesia, Penny K. Lukito. Berbicara dalam forum Unite For Education Sustainability Forum 2019 di Gandaria City Hall, Jakarta Selatan, (7/11/2019), Penny yang berpengalaman puluhan tahun bekerja di bidang pemerintahan mengakui bahwa perempuan adalah kaum minoritas terutama di jajaran manajerial atas.
Baca Juga: Viral, Kisah Perempuan Ditelantarkan Teman Saat Mendaki Gunung Gede
"Benar perempuan adalah minoritas (di tingkat pembuat kebijakan). Tapi saya tidak melihat bahwa saya berbeda karena perempuan," kata Penny yang sudah menjabat sebagai Ketua Badan POM selama tiga tahun.
Sepengalamannya bekerja, ia mengatakan seseorang entah itu laki-laki dan perempuan, akan mengalami perasaan menjadi minoritas bukan karena gendernya, tapi karena cara berpikir dan pola kerjanya yang dianggap berbeda.
Penny kemudian mencontohkan bagaimana ia yang merupakan lulusan universitas luar negeri, dianggap memiliki pola kerja yang berbeda dengan pegawai pemerintahan kebanyakan. Hal itu pada akhirnya, menjadi penghambat Penny untuk duduk di posisi yang lebih tinggi.
Namun kini di Badan POM, 70 persen lebih pegawainya adalah perempuan. "Ini sudah terjadi dari dulu sampai sekarang karena apoteker, di dunia farmasi, memang lebih banyak perempuannya," tambah Penny.
Sama seperti Badan POM yang 'dikuasai' perempuan, perusahaan pembuat kosmetik PT Paragon Technology Innovation (Wardah, Make Over, Emina) juga dipenuhi oleh perempuan. Jumlahnya luar biasa besar, sampai 85 persen.
Baca Juga: Ruhanna Kuddus, Jurnalis Perempuan Indonesia Pertama Jadi Pahlaman Nasional
Sang pendiri Nurhayati Subakat mengatakan bahwa ditingak manajerial atas, komposisi perempuan juga menduduki hampir 50 persen posisi. Hanya saja, ia tidak melihat gender sebagai bentuk kompetisi. "Kami di Paragon tidak membedakan perempuan atau saya lebih mementingkan perempuan. Ini semua tergantung pekerjaan dan kompetensi," kata Nurhayati dalam kesempatan yang sama.