Lestarikan Wastra, Perempuan Pelestari Budaya Gandeng Dian Oerip

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 06 November 2019 | 09:08 WIB
Lestarikan Wastra, Perempuan Pelestari Budaya Gandeng Dian Oerip
Memeringati HUT ke-2, Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Indonesia (PPBI) menggandeng Oerip Indonesia yang didirikan oleh Dian Oerip selama 11 tahun berkarya untuk melestarikan wastra di Hotel Jambuluwuk, Thamrin, Jakarta, Sabtu (2/11/2019). (Suara.com/Ririn Indriani)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lestarikan Wastra, Perempuan Pelestari Budaya Gandeng Dian Oerip

Sebagai upaya untuk melestarikan budaya Indonesia, di hari ulang tahunnya yang kedua, Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Indonesia (PPBI) menggandeng Oerip Indonesia yang digawangi oleh desainer Dian Oerip.

Kedua komunitas yang concern pada wastra ini mengajak masyarakat untuk melestarikan budaya Indonesia lewat gerakan cinta mengenakan kain tradisional.

Salah satu pendiri PPBI, Diah Kusumawardani Wijayanti mengatakan bahwa wastra atau kain tradisional Indonesia tak hanya digunakan saat acara resmi, tapi juga bisa digunakan dalam keseharian, baik saat santai maupun ke kantor.

Baca Juga: Balutan Kain Tradisional dalam Indonesia Is Me

"Nah, tahun ini PPBI juga akan membuka cabang di Bali, sehingga kita bisa ajak perempuan lokal untuk bangga kearifan lokal daerahnya," ujar Diah Kusumawardani di Hotel Jambuluwuk Jakarta, belum lama ini.

Memeringati HUT ke-2, Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Indonesia (PPBI) menggandeng Oerip Indonesia yang didirikan oleh Dian Oerip selama 11 tahun berkarya untuk melestarikan wastra di Hotel Jambuluwuk, Thamrin, Jakarta, Sabtu (2/11/2019). (Suara.com/Ririn Indriani)
Memeringati HUT ke-2, Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Indonesia (PPBI) menggandeng Oerip Indonesia yang didirikan oleh Dian Oerip selama 11 tahun berkarya untuk melestarikan wastra di Hotel Jambuluwuk, Thamrin, Jakarta, Sabtu (2/11/2019). (Suara.com/Ririn Indriani)

Lebih lanjut Diah mengatakan bahwa Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Indonesia dibentuk pada 2017 oleh dirinya dan Susan Puspa Dewi. Komunitas yang beranggotakan 28 orang itu berasal dari berbagai latar belakang profesi. Ada wartawan, konsultan, wirausaha, surveyor, karyawan, NGO hingga perhotelan.

Berdirinya komunitas ini, sambung dia, dilatarbelakangi oleh komitmen menjaga serta melestarikan budaya tradisional dan nilai luhur bangsa.

“Itulah yang menjadikan salah satu alasan dan memutuskan untuk membentuk komunitas ini,” ungkap Diah.

Selama dua tahun eksis, Komunitas PPBI telah banyak melakukan kegiatan, seperti kegiatan amal untuk para penderita AIDS, pendanaan sekolah tari di Nusa Tenggara Timur, dan melakukan pementasaan seni tari Indonesia, baik dalam hingga luar negeri.

Baca Juga: Gaet Milenial, Pameran Kain Tradisional Ini Usung Nuansa Kekinian

Tak kalah membanggakan adalah Dian Oerip yang telah berkarya selama 11 tahun melestarikan wastra, mulai dari batik, tenun, songket, sarung hingga busana tradisional.

Memiliki tujuan dan nilai idealis yang sama dengan PPBI, perempuan bernama lengkap Dian Errakumalasari ini juga berjuang dengan caranya melestarikan budaya Indonesia melalui  rancangan busananya yang memanfaatkan wastra.

"Saya sangat senang bisa berkolaborasi dengan komunitas Perempuan Pelestari Budaya Indonesia. Semoga dengan kerja sama ini, upaya untuk melestarikan budaya bangsa kita bisa semakin meluas dampaknya," jelas perempuan kelahiran Ngawi, Jawa Timur ini.

Perlu diketahui, label Dian Oerip selama 11 tahun berkarya telah mengharumkan nama Indonesia lewat desain wastra. Tak hanya Asia, tetapi juga mancanegara seperti Austria, Belanda, Yunani, Italia, Polandia, Jerman, Afrika dan Amerika Serikat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI