Dibandingkan satwa liar, akan lebih baik memelihara binatang yang memang sudah biasa dijadikan peliharaan dan dapat diberi vaksin.
3. Membutuhkan banyak biaya
Karena lingkungan hidupnya yang berbeda, satwa liar yang dipelihara akan membutuhkan perawaran lebih intensif. Tidak hanya itu, pemilik juga harus siap mencari dokter hewan khusus.
Di sisi lain, satwa liar dan besar seperti harimau juga akan memakan banyak biaya dalam hal makanan. Pasalnya, harimau dapat mengonsumsi 5-6 kg daging setiap makan, lho.
Baca Juga: Kaos Nadya Hutagalung x PANGAIA, Dedikasi untuk Konversi Satwa Liar
4. Ada cara-cara pengasuhan tertentu
Untuk memelihara dan menjinakkan hewan liar tentunya tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Butuh eksperimen tersendiri, serta proses panjang hingga mereka terbiasa hidup berdampingan dengan manusia.
Belum lagi, hewan liar yang diambil saat masih bayi akan membutuhkan teknik pengasuhan tersendiri. Nutrisi yang mereka butuhkan pun berbeda dari nutrisi hewan peliharaan biasa.
Karena itu, bukan tidak mungkin jika kehidupan para hewan liar ini malah akan terancam.
5. Mengganggu ekosistem
Baca Juga: Nyetir di Area Ibu Kota Baru, Satwa Liar Jangan Diajak Selfie!
Banyaknya hewan liar yang diburu dan dipelihara secara ilegal juga akan mengganggu keseimbangan ekosistem.