Kenali 6 Masalah Kulit pada Bumil, Salah Satunya Dialami oleh Acha Sinaga

Senin, 04 November 2019 | 14:52 WIB
Kenali 6 Masalah Kulit pada Bumil, Salah Satunya Dialami oleh Acha Sinaga
Acha Sinaga Merasa Tak cantik Saat Hamil. (Instagram/@achasinaga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kehamilan membuat sejumlah perubahan pada tubuh perempuan, salah satunya adalah warna kulit yang lebih gelap dan terlihat kusam. Terkadang, hal ini cukup mengganggu, membuat ibu hamil merasa kurang percaya diri karena memengaruhi penampilan, seperti yang dialami oleh aktris dan influencer Acha Sinaga.

Pada kehamilan anak pertamanya ini, Acha yang kini tengah menetap di Australia bersama sang suami, mengaku jika dirinya merasakan sejumlah perubahan, tak hanya pada bagian tubuh, tapi juga wajah dan suasana hatinya.

Dalam postingan di akun Instagramnya @achasinaga, ia mengunggah foto dirinya tanpa makeup dan mencurahkan kegundahan hatinya.

"Ada yang pas hamil tambah cantik, tapi aku ngerasa malah sebaliknya sayang... percakapan kami semalam di tempat tidur. Suami pun spontan memeluk dan mencoba memberi semangat," tulis istri dari Andy Ambarita ini.

Baca Juga: Viral Curhat Ibu Hamil, Kursinya di Kereta Direbut Penumpang Lain

Lebih lanjut, Acha juga mengatakan jika dia berharap, setelah melahirkan, semuanya bisa kembali normal lagi. Ia juga menuliskan jika sang suami tetap memujinya meski ia merasa lebih kucel dari biasanya.

"Tapi aku sadar banget, apalagi sering banyak yang komen 'anaknya pasti cowok nih' karena aku terlihat kumel. Bukannya aku ngga bersyukur, tapi untuk perubahan pasti perlu juga adaptasi.. semangat ya untuk bumils yang juga merasakan sama kaya aku," tutup dia dalam caption foto tersebut.

Ya, Acha Sinaga memang tak sendirian. Banyak ibu hamil merasakan hal yang sama seperti dirinya.

Dikutip dari Hello Sehat, warna kulit yang menggelap memang bisa terjadi pada ibu hamil. Tapi ternyata, bukan cuma itu yang terjadi pada ibu hamil. Berikut beberapa kondisi kulit yang umum terjadi pada ibu hamil.

1. Kulit lebih gelap

Baca Juga: Tanda Spesifik Kate Middleton Hamil Anak Keempat

Ilustrasi ibu hamil. (Shutterstock)
Ilustrasi ibu hamil. (Shutterstock)

Awalnya, kebanyakan ibu hamil merasakan perubahan warna pada puting dan area sekitarnya (areola) yang menjadi lebih gelap. Kemudian Anda akan menyadari area berpigmen lainnya, seperti tahi lalat dan bintik-bintik, ikut menggelap. Namun, seiring berjalannya waktu, pigmentasi akan memudar dan warna kulit pun akan kembali seperti semula.

2. Chloasma

Ilustrasi perawatan leher. (Shutterstock)
Ilustrasi perawatan leher. (Shutterstock)

Ada juga ibu hamil yang merasakan pigmentasi di bagian kening, pipi, dan leher. Kondisi ini disebut dengan chloasma. Jika Anda memiliki warna kulit yang lebih gelap, chloasma akan terlihat seperti belang yang lebih terang.

Chloasma disebabkan oleh tubuh yang memproduksi melanin berlebih, yang dapat melindungi kulit dari ultraviolet (UV). Sekitar tiga perempat calon ibu mengalami kondisi ini.

Berada di bawah sinar matahari akan membuat kulit belang menjadi lebih gelap dan lebih terlihat. Untuk melindungi kulit, gunakan tabir surya (SPF 15 atau lebih) atau topi saat Anda bepergian.

3. Jerawat

Ilustrasi jerawat saat menstruasi. (Shutterstock)
Ilustrasi jerawat saat menstruasi. (Shutterstock)

Anda mungkin akan berjerawat pada trimester pertama. Tingginya kadar hormon meningkatkan produksi sebum, minyak yang menjaga kekenyalan kulit wajah. Terlalu banyak sebum dapat menutup pori-pori, sehingga kulit menjadi berminyak dan berjerawat.

Bersihkan wajah secara rutin dengan sabun wajah yang lembut dan air hangat atau pembersih wajah. Jika kulit Anda kering, gunakan pelembap bebas minyak. Jika Anda menggunakan riasan wajah, bersihkan sebelum tidur.

Jangan gunakan krim atau obat jerawat kecuali disarankan oleh dokter. Beberapa produk antijerawat tidak boleh digunakan saat hamil. Untungnya, beberapa minggu setelah bayi lahir, kulit Anda akan kembali ke kondisi semula.

4. Stretch mark
Anda mungkin akan menyadari stretch mark muncul seiring dengan bertambahnya berat badan. Kehamilan menyebabkan kulit Anda lebih mudah tertarik. Tingginya kadar hormon juga dapat mengganggu keseimbangan protein pada kulit dan membuatnya lebih tipis.

Stretch mark. (Shutterstock)
Stretch mark. (Shutterstock)

Setelah kehamilan, stretch mark akan berubah menjadi warna putih keperakan. Hal ini dapat terjadi dalam 6 bulan. Sayangnya, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mencegah stretch mark. Namun stretch mark dapat dikurangi dengan:

  • Menghindari kenaikan berat badan terlalu cepat.
  • Memijat perut dengan minyak atau krim untuk meningkatkan pertumbuhan jaringan baru.
  • Konsumsi makanan kaya nutrisi.
  • Mengonsumsi vitamin E dan C, zinc (seng) dan silica untuk menjaga kulit tetap sehat.

5. Mudah lecet
Dengan bertambahnya berat badan, Anda akan menyadari kulit di antara paha atau di bawah payudara menjadi mudah lecet, menyebabkan kulit meradang, mengelupas, dan sedikit berbau. Kondisi ini dikenal dengan intertrigo.

Penting untuk menangani kondisi tersebut sebelum Anda melahirkan, karena dapat menurun pada bayi Anda. Dan jika Anda mengalami kondisi tersebut, ini yang harus dilakukan:

  • Jaga area yang terinfeksi agar tetap kering
  • Gunakan bedak tabur untuk menyerap kelembapan
  • Gunakan pakaian berbahan katun
  • Hindari memakai baju ketat
  • Konsultasikan dengan dokter, terutama jika Anda banyak berkeringat karena dapat menyebabkan infeksi jamur candidal intertrigo.

6. Kulit lebih sensitif
Tingginya kadar hormon serta kondisi kulit yang tertarik dan lebih tipis dapat menyebabkan kulit menjadi sensitif.

Ilustrasi gatal. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi gatal. (Sumber: Shutterstock)

Sabun dan deterjen dapat menyebabkan iritasi. Kondisi kulit yang Anda miliki sebelum kehamilan, seperti eksim, bisa memburuk. Namun, kadang dapat juga terjadi sebaliknya. Perempuan dengan psoriasis merasa kondisinya membaik setelah kehamilan.

Anda dapat merasa kulit Anda lebih mudah terbakar saat terkena sinar matahari. Gunakan tabir surya dengan SPF 15 atau lebih, dan hindari berada di bawah sinar matahari untuk waktu lama.

Untuk mengurangi sensitivitas, pilihlah pakaian berbahan katun dan jagalah tubuh agar tetap lembap.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI