Kawasan Kampung Jogoyudan sendiri dipilih sebagai situs pembangunan Hotel Purgatorio bukan tanpa alasan.
Untuk lebih memaknai tema "pinggiran", Kampung Jogoyudan dipilih karena letaknya yang berada di pinggiran kota.
Tidak hanya itu, selama ini masyarakat juga kurang tahu detail lokasi Kampung Jogoyudan karena tempatnya yang sempit.
Dengan hadirnya Hotel Purgatorio, diharapkan potensi kampung Jogoyudan dari sisi lokasi hingga kemampuan warganya pun dapat lebih dikenal. Ditambah, pembangunan hotel ini juga melibatkan masyarakat sekitar.
Baca Juga: Kisah Dian 'Ultraman' Merasakan Jadi Buruh Sebulan di Biennale Jogja 2019
Salah satu contohnya adalah workshop Damar Kurung, yang mengajak anak-anak warga sekitar untuk melukis lampion dengan berbagai gambar aktivitas di kampung Jogoyudan seperti berjualan, memanding, dan lain-lain.
Hotel Purgatorio akan tetap bertahan meski Biennale Jogja XV 2019 nanti sudah selesai. Meski begitu, nama hotel ini akan diganti menjadi Hotel Jogoyudan.
Nantinya, Hotel Jogoyudan juga akan dikelola melalui hospitality yang dikembangkan warga.