Setelah melakukan riset dari kota ke daerah lainnya, Dian mencoba untuk merasakan seperti apa rasanya ketika menjadi pekerja pabrik terselubung tadi.
"Aku akhirnya mencoba membuat karya diabadikan dalam video, nah karya tadi ini bentuknya sama dan aku kerjakan bertahap layaknya seperti yang dilakukan oleh ibu rumah tangga tadi," sebut Dian.
Sebanyak 120 kain sablon dilukisnya menggunakan cat akrilik dengan bentuk pola dinding batu bata.
Proses pengerjaan karya Dian Suci Rahmawati tadi juga diabadikan lewat video time lapse, mulai dari tahap framing, sampai dengan melukis kain sablon.
Baca Juga: Pukat Pikat Asia, Pojok untuk Bersantai di Biennale Jogja 2019
"Setelah aku mengalami proses seperti pekerja terselubung tadi, gila sih aku sempat tepar 3 hari, dan mereka (ibu rumah tangga yang merangkap buruh) ini melakukannya setiap hari, pikirannya yang penting kelar gitu," imbuh Dian.
Lewat pola dinding batu bata transparan di atas kain sablon ini, Dian ingin menyuarakan, bahwa pekerja terselubung ini ada tetapi sayangnya tidak tercatat oleh pemerintah.
Harapannya dengan karya yang diciptakannya, Dian Suci Rahmawati ingin hak buruh pekerja rumahan ini lebih diperhatikan oleh pemerintah dan perusahaan yang mempekerjakan mereka.
Dian Suci Rahmawati juga berharap, para buruh rumahan ini mau memperjuangkan hak-haknya mendapatkan tunjangan dan upah layak dari hasil yang dikerjakan mereka di rumah.
Ketika ditanya tentang keikutsertaanya dalam Biennale Jogja 2019, Dian Suci Rahmawati mengaku senang karyanya dapat diterima banyak khalayak.
Baca Juga: Mengintip Kehidupan Muslimah Pinggiran Thailand di Biennale Jogja 2019
Dirinya berharap dapat terus berkarya dan menyuarakan hak-hak para pekerja, khususnya kaum perempuan seperti ibu rumah tangga.