Mengenal Anchorage Alaska, Kota Hijrah yang Punya Siang Hari Cuma 3 Jam

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Selasa, 29 Oktober 2019 | 11:30 WIB
Mengenal Anchorage Alaska, Kota Hijrah yang Punya Siang Hari Cuma 3 Jam
Mengenal Anchorage Alaska, Kota Hijrah yang Punya Siang Hari Cuma 3 Jam [Ilustrasi muslim luar negeri foto by shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menurut Obeidi, Anchorage menarik perhatian banyak muslim, terutama karena pertimbangan ekonomi. Ekonomi Alaska konon tidak terpengaruh resesi. Selain itu, karena program penempatan pengungsi yang digelar pemerintah. Lebih dari setengah populasi Anchorage adalah orang Eropa, sementara sisanya adalah Asia, Afrika, hispanik dan penduduk asli Alaska.

Zakia Chowdhury, warga Anchorage asal Bangladesh mengaku senang hidup sebagai muslim di sana.

“Apapun yang kami lakukan di sana, kami lakukan juga di sini. Kami makan sahur, kami juga berbuka puasa. Kami berpuasa seharian, dan kami melewatkan waktu bersama komunitas, seperti yang kami juga lakukan di kampung halaman. Satu-satunya yang tidak kami temukan di sini adalah suasan seperti di Bangladesh, di mana banyak muslim di lingkungan sekitar kami," kata Chowdurry.

Obeidi tidak menyarankan warga muslim hijrah begitu saja ke Anchorage. Ia mengingatkan, biaya hidup di Anchorage itu luar biasa tinggi. Ia menyarankan, mereka yang ingin hijrah ke Anchorage sebaiknya menemukan pekerjaan terlebih dahulu dan memiliki kerabat yang bisa membantu mereka menjalani hidup hingga mencapai kemapanan.

Baca Juga: Tak Dapat Izin Sultan, Acara Muslim United Pindah ke Masjid Jogokaryan

Menurut Obeidi. karena letaknya yang jauh, dan terbatasnya sarana transportasi, biaya hidup masyarakat Alaska, khususnya untuk bahan-bahan kebutuhan pokok itu menjadi yang tertinggi di Amerika. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Amerika telah berusaha menurunkan harga barang, khususnya di Anchorage dan Fairbanks.

Namun, yang menguntungkan, menurut Obeidi, Alaska adalah negara bagian dengan pajak individu paling ringan di Amerika. Alaska adalah satu dari 6 negara bagian tanpa pajak penjualan barang, dan satu dari 7 negara bagian yang tidak menarik pajak pendapatan perorangan.

Lanskap masjid senja hari yang membawa damai [Shutterstock]
Ilustrasi Lanskap masjid senja hari yang membawa damai [Shutterstock]

Yang juga perlu dipertimbangkan adalah iklim di Alaska. Musim dingin di sana sangat panjang, serta panjang siang dan malam hari sangat berbeda dari negara-negara bagain lain di AS. Walhasil, itu mempengaruhi kegiatan beribadah muslim, khususnya saat bulan Ramadan.

“Pada musim panas, lamanya siang hari di sini bisa mencapai 21 jam. Pada bulan Desember, siang hari bisa jadi tiga jam saja. Kami diberitahu para ulama untuk mengikuti zona standar. Kami mengikuti waktu Mekkah, tempat paling suci bagi kami. Kami berpuasa mulai dari pukul 4 pagi hingga menjelang pukul 7 malam. Kami berbuka puasa, dan melalukan ibadah rutin. Kami sholat lima waktu, sama seperti yang dilakukan orang lain," kata Ataur Chowdhury, salah seorang warga muslim. 

Baca Juga: Guru Non-Muslim di Amerika Ikutan Berpuasa Demi Menghormati Muridnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI