Suara.com - Laras Anggraini Gebrak Bisnis Fashion di Toko Online Lewat Smitten by Pattern
Pakaian sebagai kebutuhan semua orang dan semua kalangan menjadikan industri fesyen berada di posisi cukup menjanjikan saat ini untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Ada banyak pelaku bisnis fesyen yang sukses menggeluti industri kreatif ini setelah meninggalkan karier atau pekerjaan kantoran.
Salah satunya adalah Laras Anggraini, CEO lini busana Smitten by Pattern. Ia tak menyangka pekerjaan kantor yang ia tinggalkan pada 2017 silam kini berdampak besar bagi pencapaian bisnis yang ia rintis. Lagipula perempuan berusia 26 tahun ini dibesarkan di lingkungan keluarga dengan latar pegawai bank atau BUMN.
“Saya tidak pernah menyangka bisa berprofesi berdagang seperti ini. Karena di keluarga saya tujuh turunan enggak ada yang jadi pedagang, mereka rata-rata kerja di BUMN atau bank,” ucap Laras saat ditemui Suara.com dalam acara Tokopedia beberapa waktu lalu di Jakarta.
Baca Juga: Charity ala Desainer Tas Brand Lokal E. Angelia
Meski begitu, Laras tak menampik bahwa dirinya memang suka membuat desain. Bersama Ella sahabtanya, dia suka membuat desain kain dengan motif unik, pattern design. Rupanya hobi itu terus terpelihara meski Laras memutuskan untuk meneruskan tradisi menjadi pekerja kantoran.
"Tapi disela-sela kesibukan itu saya bersama Ella membuat produk busana siap pakai. Kami berdua ingin punya usaha yang menyalurkan hobi desain. Karena itu bermodal tabungan Rp 12 juta, kita akhirnya membangun Smitten by Pattern," sambung Laras.
Saat itu baru satu saja produk yang diproduksi, yaitu scarf karena mudah dibuat dan hanya dijahit pinggiran saja. Kemudian dua sahabat itu memutuskan berjualan melalui media sosial Instagram. Menurutnya, kelebihan dari Smitten by Pattern adalah desain yang kotemporer dengan warna-warna yang cerah.
“Yang bikin beda karena kita desainya unik kontemporer, bahkan inspirasinya datang dari mana saja seperti dari buku cerita anak yang kita aplikasikan pada pola,” ucapnya.
Di pertengahan jalan memulai bisnis Laras mengaku bahwa membuka usaha sendiri tidak semudah yang dibayangkan Laras. Selain dia tidak mempunyai bekal ilmu berbisnis, dia juga sulit waktu, antara bisnis dengan pekerjaannya di kantor, sehingga dia kerap lembur.
Baca Juga: E Tote Bag, Charity ala Desainer Tas Cantik
"Sempat berada di fase saya merasa lelah dan mau menyerah. Di samping itu dia pernah mengalami rugi, hingga sering terjadi beda pendapat dengan rekannya. Tetapi, semua orang menguatkan, terutama orang di sekitar," kenang Laras.