Bukan dari Timur Tengah, Kain Mirip Cadar Ini Asli Budaya Lokal NTB

Senin, 28 Oktober 2019 | 08:05 WIB
Bukan dari Timur Tengah, Kain Mirip Cadar Ini Asli Budaya Lokal NTB
Rimpu, sebuah busana yang menutup aurat para perempuan beragama Islam di Bima, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). (Suara.com/Dini Afrianti)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bukan dari Timur Tengah, Kain Mirip Cadar Ini Asli Budaya Lokal NTB

Jika kalian berpikir cadar dan khimar hanya asal negeri Timur Tengah, itu tidak sepenuhnya benar loh. Karena di Indonesia juga ada budaya yang membuat pakaian perempuan tertutup dan seperti menggunakan cadar.

Budaya itu bernama Rimpu sebuah busana yang menutup aurat para perempuan beragam Islam di Bima, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Rimpu sendiri terbagi menjadi dua jenis, yakni Rimpu Colo dan Rimpu Mpida.

Baca Juga: Cantiknya Air Terjun Sadundu Pidu, Surga Tujuh Tingkat di NTB

Sama-sama menggunakan dua lapis sarung, perbedaan kedua rimpu ini ada pada siapa yang memakai. Rimpu colo dipakai oleh perempuan yang sudah menikah, sedangkan rimpu mpida dipakai mereka yang belum menikah alias perempuan yang masih lajang.

"Rimpu mpida diperagakan anak gadis, bagi remaja atau wanita yang belum menikah. Nanti bisa dilihat perbedaannya apa itu rimpu colo dan rimpu mpida. Rimpu mpida hanya terlihat matanya saja, mungkin akan seperti menggunakan cadar," ungkap Sumarni, Anggpta Yayasan Budaya Rimpu di Cilandak, Jakarta Selatan, Minggu (27/10/2019).

Rimpu, sebuah busana yang menutup aurat para perempuan beragama Islam di Bima, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). (Suara.com/Dini Afrianti)
Rimpu, sebuah busana yang menutup aurat para perempuan beragama Islam di Bima, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). (Suara.com/Dini Afrianti)

Budaya yang telah ada di Bima sejak ratusan tahun ini, mulai terkikis mengingat hadirnya hijab-hijab modern, sehingga budaya ala rimpu mulai di tinggalkan. Padahal budaya ini ada sejak zaman kerajaan atau tepatnya melalui hubungan kerajaan Bima dan Goa.

Uniknya lagi, tidak seperti hijab yang paling sedikitnya memakai satu pengait seperti peniti atau jarum pentul, rimpu ini benar-benar tidak membutuhkan pengait hanya bermodalkan lipatan. Mengingat bahan yang digunakan cenderung mudah dilipat.

"Ini dipakai tanpa satupun peniti atau jarum pentul. Jadi rimpu ini sehari-hari digunakan masyarakat di oleh masyarakat Bima Dompu, bagi kaum wanita, biasanya gunakan dua kain atas dan bawah," tutup Sumarni.

Baca Juga: Kapolri Minta Mahasiswa Papua Menghormati Budaya Lokal Daerah Tempat Kuliah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI