Suara.com - Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dadang Rizki Ratman berharap pengelola Taman Nasional Tanjung Puting memiliki visi dunia. Hal tersebut disampaikannya, Jumat (25/10/2019).
Tepatnya dalam Penyusunan Desain Strategi dan Rencana Aksi (DSRA) dan Rencana Pengembangan KPSN Tanjung Puting DSKT. Event ini dilangsungkan di Ruang Edelweis Hotel Santika Premier Bintaro.
Hadir dalam kesempatan itu Asdep Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf Wawan Gunawan, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Barat Wahyudi, Kepala Balai Taman Nasional Tanjung Puting Helmi, pelaku industri pariwisata di Tanjung Puting, dan sejumlah narasumber.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dadang Rizki Ratman, Tanjung Puting bukan destinasi baru. Untuk itu harus dikembangkan dengan maksimal.
Baca Juga: Kemenpar dan Ekonomi Kreatif Apresiasi Festival Ulun Danu Beratan
“Kalau ingin mengembangkan destinasi, harus punya visi. Pengelola Tanjung Puting harus punya visi. Visi seperti apa? Ya visi agar Tanjung Puting menjadi destinasi kelas dunia. Kalau visinya seperti itu, berarti harus memiliki standar dunia,” tuturnya.
Standar yang dimaksud Dadang adalah rumusan 3A, atraksi-amenitas-aksesibilitas. Menurutnya, 3A adalah standar minimal yang harus dipenuhi.
“Dalam sebuah pengembangan destinasi, rumus yang kita gunakan adalah 3A. Yaitu atraksi-amenitas-aksesibilitas. Kalau Tanjung Puting punya visi dunia, berarti 3A ini harus sesuai standar global. Standar dunia. Untuk atraksi, apa sih yang bisa dijual sehingga wisatawan mancanegara mau datang. Kemudian bagaimana aksesnya agar wisatawan mudah mencapai destinasinya. Apa fasilitas pelayanan yang diberikan sehingga wisatawan nyaman. Semua harus ada standar,” papar Dadang.
Asdep Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf Wawan Gunawan memperkuat pernyataan tersebut. Menurutnya Tanjung Puting harus bisa menarik wisatawan mancanegara.
“Tujuan utama dari penyusunan desain strategis dan rencana aksi ini adalah agar wisatawan mancanegara semakin banyak hadir di Tanjung Puting. Dan Tanjung Puting bisa menjadi destinasi berkelas dunia,” tutur Wawan Gunawan.
Baca Juga: Kemenpar Perkuat Pasar Jepang Melalui TEJ 2019
Menurut Wawan, tanpa desain strategi dan rencana aksi, tidak mungkin Tanjung Puting bisa menjadi destinasi dengan level internasional.
“Kita harus tahu dulu apa yang menjadi kelemahan dan harus diperbaiki. Kalau ingin menjadi destinasi kelas dunia, berarti kondisi yang ada harus dibenahi. Harus dikembangkan. Berikan kenyamanan buat wisatawan. Baik toilet, infrastruktur, dan standar lainnya. Kita harus memetakan apa yang harus diperbaiki dan meningkatkannya menjadi jauh lebih baik,” tutur Wawan.
Menurutnya, Tanjung Puting mempunyai potensi yang luar biasa untuk dikembangkan. Namun, pengembangan harus dilakukan dengan merangkul berbagai sektor. “Tanjung Puting harus dibenahi bersama. Dan harus menjadi pariwisata berkelanjutan yang berstandar global,” papar Wawan yang juga Ki Dalang Wayang Ajen.