Suara.com - Literasi atau kemauan membaca masyarakat Indonesia, khususnya pada anak-anak, memang terbilang rendah. Apalagi gempuran gadget kini semakin mengalihkan anak dari buku.
Menyedihkan memang. Dan berangkat dari kekhawatiran itulah, komunitas Mading Pelangi hadir. Sebuah komunitas yang terjun ke sekolah untuk memasang tulisan-tulisan menarik, karena seperti diketahui keberadaan mading atau majalah dinding ini kian terkikis.
Mulai berdiri sejak akhir 2018, komunitas ini berada di bawah naungan komunitas Kelas Literasi dan berpusat di Belle Point, Kemang, Jakarta Selatan. Lokasi ini dijadikan sebagai pusat kegiatan dan ruang redaksi mading pelangi.
Tantangan dan Rintangan
Baca Juga: Chairmans Challenge 2019, Siapkan Komunitas Tangguh Siaga Bencana
Meski belum genap satu tahun, sepak terjang Mading Pelangi tidak hanya fokus pada materi dan pemasangan mading, tapi juga kerap membuka ruang diskusi dan obrolan menarik seputar literasi. Pematerinya juga bukan kaleng-kaleng, mereka adalah para pakar di dunia literasi dalam meningkatkan wawasan membaca di masyarakat.
Pimpinan Redaksi Mading Pelangi, Virginia atau yang akrab disapa Vie, bercerita kepada Suara.com bahwa para peserta yang mendaftar diskusi seringnya tidak bisa hadir, padahal ruang dan peserta terbatas, serta tidak sedikit yang ingin hadir.
"Kita punya tempat yang sangat terbatas, sehingga untuk mengajak teman yang hadir tidak banyak. Nah, kadang satu orang booking 6 atau booking 5, (tapi) tiba-tiba tidak bisa hadir," ungkap Vie di Belle Point, Kemang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Meski begitu, para pemateri tetap hadir dan memberikan pengetahuan, lalu acara pun berjalan sebagaimana mestinya. Uniknya, biasanya mereka yang hadir ikut tertular, lalu ingin membuat hal serupa untuk menegakkan literasi di lingkungan sekitar.
Bergabung dengan komunitas
Baca Juga: Kontribusi Komunitas Waze, Perluasan Ganjil Genap Makin Efisien
Selayaknya kebanyakan komunitas, Mading Pelangi juga tidak membuat sulit orang lain untuk ikut bergabung, komunitas ini sangat terbuka dengan kehadiran anggota baru. Caranya cukup mudah, yakni dengan hadir di acara yang diikuti, lalu mengisi form registrasi.
Bertema literasi, maka kebanyakan anggota datang dari kalangan mahasiswa, pelajar, guru, dosen, para ibu rumah tangga, bahkan masyarakat umum. Biasanya mereka adalah orang-orang yang punya minat terhadap membaca dan mendongeng.
"Semuanya, ada beberapa anak SMA juga dateng, kebanyakan orang tua muda, ibu-ibu baru, guru, penggiat literasi dan umum yang hadir di sini," ungkap Vie.
Uniknya, jika kamu berpikir jadwal kegiatan komunitas ini sangatlah padat, ternyata tTidak. Ini karena kegiatan rapat redaksi mading pelangi hanya berlangsung satu bulan sekali dan itu jatuh di hari Sabtu. Rapat redaksi juga biasanya dilakukan bertepatan saat acara diskusi dilaksanakan. Mau gabung?