Suara.com - Ketika bangsa Eropa baru mulai menginjakkan kakinya di kawasan Asia Tenggara, khususnya lagi Kepulauan Nusantara atau yang kemudian menjadi Indonesia, tidak banyak apa-apa tentang wilayah ini. Tidak mengenai peradabannya bahkan kerajaan-kerajaan besarnya, apalagi mengenai kehidupan masyarakatnya.
Adalah Thomas Raffles (1781-1826) atau yang kemudian dikenal dengan nama lengkap Sir Thomas Stamford Bingley Raffles, yang kemudian menyumbangkan banyak pengetahuan tentang itu. Dan sosok asal Inggris ini bukan kebetulan punya modal untuk itu, karena ia diketahui pernah menjabat sebagai Letnan Gubernur Hindia Belanda (1811–1816) serta menjadi Letnan Gubernur Bengkulu (1818–1824).
Terhadap pengetahuannya mengenai wilayah Indonesia tersebut, khususnya lagi tanah Jawa, sosok yang juga dikenal sebagai pendiri Singapura dan Malaysia modern itu cukup berbangga hati. "Saya yakin tidak ada orang yang memiliki lebih banyak informasi mengenai Jawa ketimbang saya," klaim Raffles, sang penulis The History of Java (Sejarah Jawa).
Memang, buku The History of Java bisa disebut sebagai salah satu sumber sejarah penting --bahkan hingga saat ini-- untuk mengetahui kehidupan masyarakat Jawa di masa lalu. Buku ini ditulis serius oleh Raffles yang memang sangat terobsesi merekam eksotisme dunia Jawa yang penuh dengan keragaman serta keunikan geografis dan budaya.
Baca Juga: Belajar Pemikiran Tan Malaka dari 3 Karya Terbaiknya
The History of Java sendiri diterbitkan pertama kali pada tahun 1817 dalam dua volume. Volume pertama berisi tentang inti buku itu sendiri secara lengkap, sedangkan volume kedua berisi informasi tambahan dan lampiran. Kedua volume itu kemudian dirangkum menjadi satu dalam sebuah buku menarik yang ada saat ini.
Buku ini antara lain berisi soal keadaan geografis, informasi tentang penduduk asli Jawa, keadaan pertanian, kepercayaan dan upacara keagamaan, bahasa, dan berbagai hal menarik lainnya. Boleh dibilang, kerja keras dan ketekunan Raffles dalam mencatat dan menyusun buku ini, telah menghasilkan sebuah masterpiece yang sangat berharga, tidak saja bagi kaum Eropa dan dunia pada zamannya tapi juga bagi masyarakat Indonesia sendiri hingga saat ini.