"Saya mau bilang jika konflik ada di setiap tempat, tapi konteksnya beda. Yang sama adalah represi terhadap kelompok-kelompok terpinggir, walau konteksnya setiap negara beda," pungkas Alia Swastika.
Ya, Biennale Jogja XV 2019 memang bertujuan untuk melakukan pendidikan isu serta mendistribusikan pengetahuan tentang isu-isu di Asia Tenggara.
Setelah Asia Tenggara, Biennale pun berencana untuk bekerja sama dengan seniman-seniman di wilayah Pasifik di perhelatan berikutnya.
Baca Juga: Biennale Jogja 2019 Olah Sampah Plastik Jadi Karya Seni Bareng Siswa SLB