Suara.com - Hari ini, mengolah sampah makanan merupakan salah satu isu penting yang mengeras di tengah pembicaraan menyoal kampanye memerangi plastik.
Tak heran, jika menilik fakta yang menyebut sekitar 50 persen sampah di kota-kota besar seperti Jakarta, berasal dari sampah makanan.
Bahkan sampah makanan disebut sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di dunia.
Suara.com mencatat 4 fakta menyeramkan yang harus kamu ketahui soal sampah makanan di Indonesia berikut. Apa saja?
Indonesia penghasil belasan ton sampah makanan
Laporan badan pangan PBB, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) menyebut Indonesia menghasilkan sekitar 13 juta ton sampah makanan setiap tahunnya.
Sampah makanan tersebut berasal dari katering, ritel dan restoran.
Sampah sisa makanan dapat dikonsumsi 28 juta orang Indonesia
Konon, 13 juta ton sampah makanan dapat diperuntukkan bagi 28 juta orang Indonesia.
Penghasil sampah makanan terbanyak ke-2 di muka bumi
Pola konsumsi masyarakat Indonesia yang begitu buruk membuat produksi sampah makanan kian meningkat setiap tahunnya.
Bahkan laporan Economist Intelligence Unit (EIU) menyebut pada tahun 2016, Indonesia menempati peringkat kedua penghasil sampah terbanyak di muka bumi setelah Arab Saudi.
Limbah makanan bernilai Rp 27 triliun
Beberapa sumber menyebut, limbah sisa makanan di Indonesia dalam rentang 10 bulan dapat bernilai setara Rp 27 triliun.
Artinya, jika pemerintah Indonesia memiliki regulasi yang baik untuk memaksimalkan pengolahan sampah makanan dari ritel, restoran dan bermacam produsen makanan lainnya, kita sanggup menghemat Rp 27 triliun kurang dari satu tahun.