Ngobrol Seru Bareng AMUBA, Girlband Waria Pertama di Indonesia

Minggu, 20 Oktober 2019 | 20:20 WIB
Ngobrol Seru Bareng AMUBA, Girlband Waria Pertama di Indonesia
AMUBA, girlband pertama di Indonesia saat hendak tampil di Biennale Jogja 2019. (Suara/Arendya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Jadi AMUBA itu memiliki arti seperti memberikan semangat yang akhirnya terbelah dan menempel kepada queer lain gitu. Inginnya kami juga menunjukkan kepada masyrakat jangan pandang waria sebelah mata," sebut Vanessa.

Awalnya, mereka ingin membuat sebuah terobosan baru, di mana biasanya waria lebih terbiasa dengan penghasilan yang terbilang instan (sebagian besar memiliki profesi sebagai pengamen dan juga pekerja seks).

"Iya di samping manggung dari satu ke tempat lain, kami juga punya kesibukan masing-masing. Saya sendiri sehari-hari sekarang lebih fokus mengelola bisnis saya di bidang kuliner, yang lain masih ada ngamen atau sebagai pekerja seks gitu" tutur Vanessa kepada Suara.com, Minggu (20/10/19).

Seiring berjalannya waktu, ternyata kreativitas keempat personel girlband AMUBA dari Yogyakarta ini membuahkan hasil.

Baca Juga: Biennale Jogja XV 2019, Ini 5 Spot Menarik di Taman Budaya Yogyakarta

Dari panggung ke panggung, nama AMUBA mulai melejit. Tak ketinggalan, keempat personel ini selalu kompak dengan tampilan yang nyentrik dan lagu penuh makna.

Bukan membawakan lagu dari orang lain, musik yang dibawakan AMUBA sangat spesial.

AMUBA sendiri telah memiliki 4 lagu yang dikarang sendiri bersama rekan sesama seniman mereka.

Jessica, yang merupakan personel termuda dalam girlband waria itu mengatakan, bahwa lagu mereka sarat akan makna dan kisah mendalam.

Vannesa Moriz personel dari girlband AMUBA. (Suara/Arendya)
Vannesa Moriz salah seorang personel dari girlband AMUBA. (Suara/Arendya)

Bukan hanya untuk kaum minoritas saja seperti waria, melainkan seluruh lapisan masyarakat.

Baca Juga: Hadirkan Instalasi Seni Berdampak Panjang, Ini Kerennya Biennale Jogja 2019

"Open The Sky, ini punya makna tentang penerimaan terhadap diri kita sendiri sebagai kaum minoritas, kemudian Isyarat Hati dengan cerita cinta kasih di dalamnya. Lalu ada All Control The Religion, semua sistem masyarakat di Indonesia ini mengapa dikontrol sekali oleh agama, kita dituntut untuk menggunakan akal, lalu judul lagu terakhir yakni Don't Judge ini berkaitan dengan penindasan kaum minoritas gitu, pokoknya meaning banget deh," imbuh Jessica.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI