Suara.com - Kopi khas suku Osing di Desa Kemiren, Banyuwangi ini dikenal sebagai Kopai Osing. Kopi ini diolah menggunakan wajan tanah liat dengan pengapian kayu bakar.
Untuk menjaga cita rasanya nan khas, biji Kopai Osing diperlakukan istimewa. Setelah dipetik, kopi tidak langsung dicuci, namun disangrai selama 15 menit terlebih dahulu agar kematangannya tetap merata.
Saat diseduh menggunakan gelas, kopi lantas diaduk menggunakan sendok kayu agar cita rasanya tetap terjaga.
Tak heran, Kopai Osing dengan rasanya yang pahit dan asam begitu mengena di lidah.
Konon, cita rasa Kopai Osing nan unik, sangat dipengaruhi kondisi geografis alamnya. Biji kopi yang tertanam di tanah Banyuwangi yang notabene merupakan kawasan pesisir ini dihinggapi uap laut yang mengandung garam.
Komposisi alam tersebut membuat kopi ini punya bekal rasa yang kaya.

Jika ingin menikmati segelas Kopai Osing, kita dapat mengunjungi Sangar Genjah Arum di Desa Wisata Osing Kemiren.
Di sanggar ini, kita dapat menikmati salah satu varian Kopai Osing yang jadi favorit para pengunjung yakni Kopai Osing duren. Seperti namanya, kopi ini disajikan dengan topping buah durian nan legit.
Baca Juga: 5 Potret Kisaku, Kedai Kopi Milik Raline Shah dan Sahabat