Suara.com - Begini Cara Mengolah Kotoran Babi Hingga Menjadi Biogas
Desa Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abyansemal, Kabupaten Badung, Provinsi Bali ternyata memiliki 41 unit biogas yang dibuat dari kotoran babi.
Ini adalah buah hasil kerjasama antara pihak swasta seperti Danone, LSM seperti Yayasan Rumah Energi dan pihak pemerintah lewat Badan Usaha Milik Desa atau Bungdes.
Berkat program tersebut, Desa Bongkasa Pertiwi kerap menjadi tolak ukur keberhasilan sebagai desa wisata berbasis ekonomi berkelanjutan.
Baca Juga: Bikin Warganet Geregetan, Begini 4 Potret Liburan Sherina di Bali
Biogas sendiri merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya kotoran babi dan sapi.
"Keuntungan dari biogas ini jadi ada wisata alam yang bersih," kata Koordinator Bungdes Mandalasari, Desa Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abyansemal, Kabupaten Badung, Wayan Suweja, Sabtu, (18/10/2019).
Di Desa Bongkasa Pertiwi, energi biogas berasal dari kotoran sapi dan babi yang menjadi ternak utama masyarakat di sana.
"Terusan bukan hanya gas semata tetapi juga menghasilkan produk pupuk cair dan pupuk padat. Ini sangat membantu penduduk yang sudah menerima manfaat," tambah Way
Wayan menjelaskan bagaimana tumpukan limbah kotoran hewan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Baca Juga: Pesona The Blooms Garden, Wisata Taman Bunga Baru yang Sedang Hits di Bali
Pertama, kotoran hewan dimasukkan ke dalam sebuah alat yang disebut mixer. Kotoran hewan tersebut dicampur air dengan komposisi 1 banding 1 untuk kotoran sapi dan 1 banding 1.5 untuk kotoran babi.
Setelah itu, campuran kotoran diaduk dan dimasukkan ke dalam alat yang disebut digester biogas. Digester biasanya dibuat di dalam tanah seperti septic tank yang berfungsi menampung gas.
Gas yang ditampung, lalu dialirakan lewat pipa dan dialirkan ke satu kompor. Dengan 20 kg kotoran, biogas yang dihasilkan dapat digunakan untuk memasak selama empat jam nonstop.