Suara.com - Upaya memperkuat destinasi super prioritas Borobudur, terus dilakukan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Salah satu langkah konkrinya dengan menggelar FGD Desiminasi Legenda Borobudur Perkuat Destinasi Super Prioritas Desiminasi Hasil Pengembangan Legenda Borobudur dan Implementasinya, di Gadjah Mada University Club (UC) Hotel, Kampus UGM Yogyakarta, Rabu (17/10/2019).
FGD ini merupakan kerja sama antara Kemenpar dan UGM Yogyakarta. Acara diisi oleh berbagai narasumber, yaitu Ketua Tim Pengembangan Legenda Borobudur, Hendrie Adji Kusworo, anggota Tim Pengembangan Legenda Borobudur, M. Sidiq Wicaksono, dan anggota Tim Pengembangan Legenda Borobudur, Ahlul Amri Buana.
Menurut Asisten Deputi Destinasi Regional II, Wawan Gunawan, kegiatan ini sekaligus merupakan soft launching Buku Legenda Borobudur, dimana kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat positioning Borobudur sebagai destinasi super prioritas.
"Borobudur memiliki narasi yang kuat untuk memancing wisatawan datang. Narasi ini yang ingin Kemenpar tampilkan, sehingga cerita dibalik kemegahan Borobudur makin dikenal wisatawan," katanya.
Baca Juga: Gaet Wisatawan, Kemenpar Luncurkan Tiket Wonderful Indonesia
Wawan menambahkan, Legenda Borobudur dibutuhkan karena narasinya sangat berpengaruh pada perpindahan wisatawan yang terencana. Legenda ini telah ditunjang dengan storyline dan perencanaan yang terstruktur.
Sejak dulu, Candi Borobudur merupakan situs pusaka menyimpan ribuan narasi, sayangnya narasi ini ditidurkan dalam bingkai statis yang bersifat selektif.
Legeda Bisa Jadi Nilai Jual
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar, Dadang Rizki Ratman, legenda Borobudur yang menarik bisa menjadi nilai jual yang tinggi. Legenda Borobudur kini menjadi inti dari proses menghidupkan narasi dalam meningkatkan pengalaman berwisata, yang dinilai sangat diperlukan terutama pada situs warisan dunia seperti Borobudur.
"Buku Legenda Borobudur ini akan dimanfaatkan oleh pemerintah, stakeholders terkait serta pemangku kepentingan lainnya, seperti ASITA, PHRI, HPI dalam pelaksanaan kepariwisataan melalui wisata budaya yang meliputi wisata sejarah, wisata religi, wisata tradisi dan seni budaya," ujar Dadang.
Menteri Pariwisata,Arief Yahya pun menyambut baik kegiatan tersebut. Apalagi sebagai situs warisan dunia, Borobudur menjadi sebuah magnet yang luar biasa bagi pariwisata Indonesia.
Baca Juga: Kemenpar Tetapkan 5 Makanan Nasional yang Otentik Indonesia
"Narasi yang berlimpah di Borobudur perlu untuk dihamparkan kembali melalui cerita yang dikelola untuk memaksimalkan pengalaman wisatawan, sehingga dalam hal ini, narasi tidak lagi hanya bersifat informatif tetapi berperan lebih aktif dalam pengembangan pengetahuan individu, narasi bersifat edukatif, menghibur, serat nilai dan mentransport emosi pendengarnya; sebuah legenda," jelasnya.