Suara.com - Berbekal senter dan pulut, sebuah tongkat berlapis lem, para pemburu cecak menangkap hewan yang merayap di dinding dan plafon rumah ini.
Cecak-cecak yang tertangkap kemudian disortir para penyuplai cecak dari kawasan Bangodua, Sindang Jatibarang, Karangampel, Gebang dan Losari untuk kemudian dikirim menuju kampung cecak di Kapetakan, Cirebon.
Hewan merayap itu dikirim dalam keadaan basah dan belum mati. Setibanya di Kapetakan, cicak kemudian dibersihkan menggunakan deterjen dan air.
Setelah bersih, cecak dipanggang selama 2 jam lantas dijemur di bawah sinar matahari hingga kering dan berwarna cokelat kehitaman.
Di kampung cecak, olahan hewan ini merupakan komoditas menjanjikan yang laris manis sebab banyak dicari sebagai bahan pengobatan alternatif. Per kilonya, dihargai sekitar Rp 40 ribu.
Tak sedikit yang meyakini obat berbahan cecak dapat menghilangkan beragam penyakit macam gatal-gatal hingga alergi.