Suara.com - Kemajuan teknologi membuat populasi masyarakat kini hidup berdampingan dengan media sosial. Misalnya saja dalam hal membangun jati diri, branding diri, dan membuat suatu kreasi unik yang dapat mengundang masyarakat di dunia media sosial.
Tinggal menghitung hari, Social Media Week (SMW) Jakarta 2019 akan segera digelar pada 11-15 November 2019 mendatang di Senayan City, Jakarta. Tema yang diusung kali ini adalah Stories: With Great Influence Comes Great Responsibility, yang intinya mengajak masyarakat bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial.
Rangkaian acara SMW Jakarta 2019 ini akan menjadi ajang berbagi informasi dan konferensi tentang ide, inovasi, dan wawasan terbaik seputar media sosial dan teknologi dalam perubahan bisnis, masyarakat dan budaya di seluruh dunia.
Baca Juga: Ramai Isu Politik di Media Sosial, Ini 5 Tips Sehat Jaga Kesehatan Mental
Topik-topik yang akan dibawakan diharapkan dapat bermanfaat untuk semua, baik kita user, media creator, developer, marketer, influencer, maupun brand strategist dari beragam industri kreatif dan teknologi untuk mendapatkan insight dan wawasan terkini mengenai perkembangan media sosial dan teknologi.
“Topik penting yang akan diangkat dalam perhelatan ini adalah Social & Society, The Future of Brands, dan Influence Equation yang keseluruhannya saling berkaitan dalam bagaimana kita hidup dalam era yang terintegrasi dan saling terhubung, bagaimana kita memanfaatkan teknologi untuk menjangkau audiens dan konsumen kita, serta sejauh mana sebuah pengaruh dapat membuat perubahan dalam kita berusaha,” ungkap Antonny Liem, Chairman Social Media Week Jakarta dan Chief Executive Officer PT Merah Cipta Media.
Pembukaan yang berlangsung di Brewerkz Resto & Bar Senayan City, Rabu (16/10/2019), mengungkap juga perihal media sosial yang saat ini dapat dikatakan sudah masuk di hampir semua segi kehidupan masyarakat. Bahkan cara bermasyarakat dan berbisnis pun banyak dipengaruhi oleh media sosial.
Penggunaan media sosial yang tepat dalam bermasyarakat dan berbisnis akan berdampak juga bagi orang lain, tergantung pada konten yang disampaikan kepada pengikut (follower), baik konten yang bernilai edukatif, positif, inspiratif, informatif dan bermanfaat maupun yang berdampak negatif dan menyesatkan.
Fakta banyak membuktikan banyaknya gejala memprihatinkan terkait pengunaan media sosial, mulai dari para pesohor yang depresi atau meninggal akibat komentar negatif para hater, penyebaran konten dan informasi palsu atau hoax mengandung unsur SARA, hingga penyalahgunaan media sosial yang dijadikan sarana penipuan oleh orang-orang yang kurang bertanggung jawab.
Baca Juga: Main Media Sosial Bisa Bikin Stres, Ini 4 Cara Sehat Menggunakan Medsos
Akibatnya, ada sebagian influencer atau seleb di media sosial mulai meninggalkan platform media sosial karena dianggap menjadi salah satu pemicu kesehatan mental. Banyak pula ditemui influencer populer dalam maupun luar negeri, menutup akun pribadinya untuk sementara, benar-benar rehat, dan kembali lagi dengan konten yang lebih baik dan inspiratif.
Bahkan, saat ini salah satu platform media sosial sedang melakukan percobaan untuk menghilangkan fitur like karena dinilai sering memicu stres dan depresi.
Sebab itu, perlu menyadari bagaimana cara bersikap dan beretika di masyarakat dalam penggunaan media sosial yang sesungguhnya; bagaimana hubungan media sosial dengan influencer; apakah konten yang dibagikan oleh influencer relevan dan sesuai dengan pengikutnya.
“Melalui SMW Jakarta 2019, masyarakat luas diharapkan lebih meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab dalam menyebarkan suatu konten dengan cara mendidik, mengarahkan, dan menumbuhkan serta perlu berbagi dan bertindak. Karena hal ini bukan hanya merupakan tanggung jawab dari platform, para pengguna juga berperan dalam membalikkan tren meningkatnya penyebaran informasi dan hal negatif,” kata Antonny.
Oddie Randa, Managing Director Gushcloud Indonesia, berpendapat bahwa media sosial memiliki peran penting dalam pembentukan budaya masyarakat era digital. “Pemerataan pengaruh yang dibawa oleh media sosial memberi kesempatan bagi siapa saja untuk memiliki akses ke audiens yang lebih luas. Semua orang memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menjadi terkenal, dan memiliki akses yang lebih mudah untuk memperoleh fanbase atau lingkaran pengaruh mereka masing-masing.” (Aflaha Rizal)