Suara.com - Pagi itu cuaca Kota Yogyakarta sedikit teduh diselimuti awan cukup tebal, cahaya matahari juga tidak panas seperti biasanya. Ditemani semilir angin yang bertiup, kami bergegas menuju Griya Seni Hj Kustiyah Edhi Sunarso.
Mungkin nama tempat ini masih terdengar asing, terutama di kalangan generasi milenial.
Memasuki halaman Griya Seni Hj Kustiyah Edhi Sunarso tersebut, kami disambut dengan sejumlah karya patung yang gagah, berjajar dengan rapi pada bagian sisi kiri dan kanan bangunan.
Bagi Anda yang mungkin belum mengenal sosok Edhi Sunarso, ia merupakan pematung legendaris sejak Era kepemimpinan Presiden Soekarno.
Baca Juga: 6 Fakta Wat Rong Khun, Kuil Eksentrik yang Dihiasi Patung Superhero
Patung Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia, kemudian Patung Dirgantara di Pancoran serta Patung Pembebasan Papua Barat merupakan tiga dari karya Edhi Sunarso yang berdiri gagah hingga hari ini.
Ya, pematung yang lahir di Salatiga, 2 Juli 1932 ini adalah pelaksana proyek pembangunan patung yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno.
Kini karya miniatur dan patung milik Edhi Sunarso ini terpajang di Griya Seni Hj Kustiyah Edhi Sunarso.
Satya Sunarso, putra ketiga dari Edhi Sunarso mengatakan bahwa Griya Seni Hj Kustiyah Edhi Sunarso ini merupakan museum yang didedikasikan ayahnya untuk sang istri tercinta yakni Hj Kustiyah.
"Jadi museum patung karya bapak ini, merupakan koleksi sejak tahun 1973 sampai dengan 1983. Nantinya rencana akan digilir dengan koleksi lain setiap tahunnya," tutur Satya Sunarso kepada Suara.com dan awak media lainnya, Selasa (15/10/19).
Baca Juga: Indah Tak Bercela, Taman di Banyuwangi Ini Berisi Seribu Patung Penari
Griya Seni Hj Kustiyah ini terdiri dari dua lantai. Pada lantai pertama terdapat beragam koleksi patung, arsip sampai dengan foto-foto ketika Edhi Sunarso melakukan proses pembuatan patung hingga bertemu tokoh negarawan seperti Presiden Soekarno hingga Presiden Soeharto.